Di matamu,
Tersisa lopak-lopak tangismu.
Aku tahu ia kerana hujanan dosaku
Yang lalu.Maafkan aku.
Adakah kau masih sudi,
Mengizinkan aku
Menjadi mentari yang mengesat
Lecak-lecak yang mengotori wajahmu?Aku rindu,
Untuk menulis puisi
Dalam taman senyumanmu
Seperti selalu.
YOU ARE READING
Lenteng Dan Kopi ( TAMAT )
PoetryKopi? Lenteng? Tidak lain dari Jiwaku.. Siapalah yang mengerti akan segala kalimahku ini..