Chapter 6 : Ace the Consortium

379 64 5
                                    

          Sedan hitam mewah bergerak melintasi pagar setinggi empat meter yang terbuka secara otomatis oleh alat pendeteksi segel khusus pada plat. Dari jendela tempatnya memantau, Sam yakin bahwa Rick -- saudaranya yang berada dalam sedan itu -- akan segera mengumpulkan semua orang untuk membicarakan masalah yang baru saja menimpa keluarga Hudson. Alas. Lagi-lagi masalah seakan tak ada habisnya menimpa keluarga nelangsa ini.

          SAM bergegas memberitahu semua orang bahwa Rick telah pulang, kemudian ia meminta pelayan untuk mempersiapkan ruang pertemuan. Setiba di ambang pintu, Rick disambut oleh Ashley dan Alice yang menangis meledak-ledak.

          "Rick, maafkan aku. Ini semua salahku. Aku yang mengajaknya pergi ke ..." Alicia mengadu sambil terisak kencang di pelukan Rick. Kelakuannya jauh dari kata dewasa. "Aku lalai menjaganya."

          Sam berusaha untuk acuh tak acuh. Ia sudah muak meminta istrinya itu diam. Berhenti buang-buang energi dan airmata. Tapi Alicia seakan tuli.

          "Tenanglah, Alicia," Rick menepuk-nepuk pelan punggung Alicia. "Tidak perlu menyalahkan diri. Kita akan sama-sama mencari Zeal. Dia akan baik-baik saja."

          Rick melepaskan pelukan Alicia tanpa menunggu isak tangis wanita itu mereda. Sekarang sudah tak ada waktu lagi mengurusi kecengengan. Sam bisa melihat begitu banyak beban dan kekusutan di wajah saudaranya tersebut. Saat mendapati tatapannya, Rick sekilas memberi isyarat untuk membawa semua anggota keluarga ke ruang pertemuan.

          Sam memberi anggukan dalam. Sebelum diminta, ia telah berinisatif lebih dulu.

          "Aku mau ke kamarku sebentar, Ashley," Rick melangkah lebar menuju undakan tangga marmer melingkar khas medieval. Melintasi Ashley. Melepas jaket. "Buatkan aku teh pekat."

          "Baik, Tuan," Ashley mengangguk patuh sambil menyeka airmata, kemudian bergegas ke dapur. Sekalipunpun cengeng, setidaknya Ashley tidak hiperbolis seperti Alicia.

          "Stop crying! You've belonged too many useless things!" Sam mendesis saat Alicia melintasinya menuju ruang pertemuan. Bukannya menurut patuh, wanita itu malah balas mendesis.

          "Kau tak punya perasaan!"

          What?

          Seperginya Rick ke lantai atas, Alicia ke ruang pertemuan, dan Ashley ke dapur -- Sam mendapati dua sosok familiar muncul dari entrance. Bayang asisten Rick sedang menyeret koper berukuran medium milik tuannya bersama Mikail, si pawang buru senior andalan kebun binatang. Wajah mereka menunjukkan ekspresi yang kompleks; cemas, marah, sedih, dan gelisah. Sam bergegas menuju entrance untuk menyambut kedua rekannya itu dan memanggil seorang pelayan untuk mengambil alih koper Rick.

          "Dokter Sam," Mika menyapa dan memeluknya.

          "Selamat datang, Mika, Bayang," Sam menyambut uluran tangan Bayang setelah ia selesai dengan Mika. Seorang pelayan baru saja mengambil alih koper Rick. "Kalian dapatkan sesuatu dari butik itu? Well, sorry. Let's have a seat first."

          Sam mempersilahkan kedua lelaki itu duduk di sofa koridor mansion.

          "Ini saya bawa rekaman kamera pengintai di butik tempat Zeal menghilang," Bayang mengulurkan sebuah PenDrive dari saku kemeja. Tanpa tedeng aling-aling, Sam segera merampasnya. "Ada seorang wanita yang menarik Zeal tanpa sepengetahuan Nyonya Alice."

          "Pihak butik dan seorang petugas kepolisian menyimpulkan bahwa kemungkinan besar Zeal mengenal wanita itu. Dari rekaman jelas terlihat Zeal mengekor tanpa paksaan," Mika ikut menimpali penjelasan Bayang. "Jadi pihak kepolisian meminta kita untuk menunggu 48 jam untuk memproses laporan penculikan."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang