Chapter 12 : Hybrid Warfare

297 45 3
                                    

          Menarik napas dalam-dalam, akhirnya misi sialan yang mengharuskannya bertemu dengan manusia-manusia serigala berakhir sudah. Tuan Rickard Hudson baru saja menelepon, memberi penjelasan bahwa Aurora telah sampai di mansion dalam keadaan sehat dan sempurna. Dan barusan pula, pahlawan wanita pengidap psikosis phobophilia yang telah menyelamatkan misinya—memutuskan pergi bersama si penjenguk.

          Rain Parker datang ke klinik 24 jam membawa sekelebat fakta mengerikan dalam kepala. Membuatnya menyesal telah membaca pikiran gadis tersebut. Tak seharusnya ia mengetahui skandal Sam Hudson hingga sosok yang mengutus Rain ke Singapura. Gadis itu secara terang-terangan membuat pernyataan dalam pikiran ketika dengan manisnya memperkenalkan diri. Sambil menatap tajam dan tersenyum ramah, gadis itu meremas tangan Dinar. Membersitkan ancaman tak kasat telinga. Pikiranku adalah buku yang terbuka. Silahkan baca. Tetapi kalau kau tak ingin terlibat masalah, terapkanlah ilmu dan kebijaksanaanmu.

          "Hai, aku Rain Parker. Terima kasih banyak telah membawa Zeal ke sini. Kau tahu, 'kan, dia punya kelainan jiwa," ocehnya sambil menggeleng tak habis pikir. Drama.

          Parker membawa pergi Zeal setelah memberikan krim entah apa pada luka jahitan gadis itu. Keduanya sempat berdebat sengit, membicarakan tentang taruhan, percairan dana, dan yang paling mengerikan adalah misi yang sedang diemban Rain. The great conspiration. Dalam kasus tersebut, Zeal jelas hanyalah sosok yang sedang dipermainkan oleh orang-orang terdekatnya. Meski demi kebaikan bersama—bila dirinya berada di posisi Zeal—ia tidak akan memaafkan orang-orang itu sampai mati.

          DINAR melangkah gontai kembali ke mobil Sam Hudson. Setiba di kursi kemudi, ia merogoh saku jaket dan berhasil menemukan satu dari dua asetnya yang selamat dari pendaratan darurat. Ponsel dan paspor. Ia cium kuat-kuat paspor hijau itu. Pilihan terbaik untuknya adalah pulang ke kampung halaman. Ia tak ingin ikut campur lebih jauh dalam urusan pelik tak terbayangkan kejinya. Hutan jati yang angker jauh lebih damai dari tempat manapun di planet ini. Itulah yang Dinar rasakan sekarang dan selama beberapa minggu belakangan ini.

          Beberapa menit kemudian, Dinar melajukan sedan mewah milik Sam Hudson ke Singapore Zoo. Berniat menitipkan mobil tersebut di sana. Begitupula senjata api yang sempat digunakan Zeal, telah ia kembalikan ke tempatnya semula. Keputusannya sudah final—sama seperti yang dilakukan Zeal—ia akan pergi tanpa memberitahu siapapun. Ia tak ingin bertemu dengan siapapun. Mereka hanya akan menghalangi niatnya untuk pulang. Paling tidak ia sudah bisa lega, Aurora kini berada di tempat yang seharusnya, bersama keluarganya.

 Paling tidak ia sudah bisa lega, Aurora kini berada di tempat yang seharusnya, bersama keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          "Tidak ada penjelasan mengapa mereka enggan mampir ke Hudson Mansion. Pihak kebun binatang memberitahuku pagi ini. Semalam Dinar datang sendirian menitipkan mobil Dokter Sam yang sempat dilarikan Zeal. Tentu saja aku langsung menghubungi Dinar untuk minta penjelasan. Tak lama dia membalas pesanku. Dia bilang sekarang dia sudah kembali ke Jakarta. Alasannya ada urusan pribadi yang sangat penting. Tapi aku tahu dia berkata bohong. Sedangkan Zeal—menurut pengakuan Dinar—memilih pergi bersama Rain Parker yang datang menyusul mereka di klinik. Tak ada yang tahu ke mana perginya dua gadis itu, tetapi Dinar menjamin bahwa Zeal aman bersama Rain. Tidak ada niat atau agenda buruk di balik reunian mereka."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang