Chapter 11 : She Wolf

356 50 2
                                    

Mission failed.
Zeal committed such a fatal chaos.

         Pesan tersebut sampai ke Hannah Eileen beberapa saat setelah keputusan mundur dari operasi pencidukan Aurora diputuskan Jack. Wanita itu lalu mengunjunginya untuk kali kedua di hari yang sama. Tepat usai berdiskusi dengan Fredo, Hannah datang dan menanyakan apakah ia merasakan sakit alih-alih untuk mengakurasi keterikatan terkutuk dengan sang putri. Ya. Sekedar untuk menguji dirinya yang selalu dianggap tolol. Jelas. Mana mungkin seorang mantan intel Uni Soviet tak tahu setiap detail yang menimpa putri tercinta. Bahkan Judas Karamazov menjulukinya Tsarina.

         O yeah. Betapa wah-nya status wanita itu setelah Victor mampus.

         "Pertama di sini."

         ALAN menepuk paha kirinya. Memutuskan untuk mengikut saja arus percakapan yang diinginkan Hannah. Kini ia telah melepas seperangkat seragam latihan dan menggantinya dengan tshirt putih dan celana jeans kasual. Outfit favorit selama tinggal di tengah samudera terluas di dunia, alias, Pasifik terkutuk yang (perlahan dan pasti) akan membuatnya busuk.

         Mengadopsi nama hiu purba legendaris yang punah 2.6 juta tahun lalu, mega markas Konsorsium Ace dibangun dengan bentuk menyerupai sang raja lautan. Megalodon adalah mahakarya, mahar dari smartvaccine project yang diusung Victor dan Marshall. Megalodon, hakikatnya adalah sebuah kapal selam raksasa yang mengendap di perairan dekat pulau-pulau karang tak berpenghuni di Pasifik. Lokasi dan kordinat detailnya sengaja tidak diperjelas. Kapal bergerak lambat, menyusuri samudera kelam. Tetapi, sebulan sekali semua awak konsorsium naik ke bumi, bertamasya di pulau-pulau seindah surga untuk melepas penat selama mengendap di bawah laut. Saat itu, ia kerap merasa seperti Robinson Crusoe yang terdampar di pulau tak berpenghuni. Terasing sendirian. Semua orang tampak seperti anjing. Sepanjang mata memandang horizon mengepung 360 derajat. Indah, tapi membunuh. Tak ada celah untuk melarikan diri.

         "Dan satu lagi di sini," Alan beralih menepuk bagian atas dada kanannya. Mengembalikan pikiran yang sempat mengembara ke mana-mana. Terlebih Hannah adalah sejenis mahkluk buas yang haram ia kacangi. "Dua tembakan. Putrimu benar-benar ...," Alan menahan napas, "... sadis."

         Wanita itu mengulas senyum pahit sebelum ikut duduk di papan kayu tepian ashiyu (kolam rendam kaki), lantas menceburkan sepasang kaki pucatnya ke air hangat. Alan menyiasati gelagat bahwa kali ini Hannah hendak bergosip dengannya.

         "Aku mau memberitahumu sesuatu tentang Zeal."

         Hannah melempar pandangan ke air yang beruap-uap. Wajahnya tampak hampa, ekspresi terbagus yang ia lihat selama setahun ini. Bagus, karena tak ada raut mengenyek seperti biasa. Tumben sekali.

         "I'm glad to listen."

         "Sebelum meninggalkannya di Cameron Highlands, Zeal dan aku telah membuat kesepakatan. Karenina -- melalui surat yang ditinggalkannya saat menculik Victoria -- memberitahu semua orang tentang hubungan intensnya dengan Victor. Tentang kebahagiannya melihat Zeal menderita. Maka dari itu, aku meminta Zeal untuk memberikan apa yang dicita-citakan adik keparatmu itu. Demi kebaikannya. Aku, sebagai ibunya, aku ingin dia bersandiwara, berpura gila, depresi, menderita, alih-alih untuk membuat Karenina berhenti menindasnya. Juga demi kebaikan Victoria di manapun bangsat itu membawanya. Dan aku bersyukur, peran itu cukup membantu. Zeal cukup bijak untuk bersabar menunggu. Tapi sekarang, setelah Aurora muncul, Zeal sepertinya termotivasi untuk bertindak. Zeal mulai menunjukkan bahwa dia tidak segila yang selama ini dipikirkan orang-orang."

         "Hmh. Andai bisa bertindak bersama-sa--"

         "Jangan mimpi!" Hannah menyalip cepat ocehannya. "Aku akan meredam putriku. Dia tak boleh gegabah dan membuat masalah. Dia harus tetap di zona aman. Aku akan mengutus papanya dalam waktu dekat."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang