Chapter 15 : Catastrophic Dystopia

319 53 2
                                    

Hudson Mansion, Singapore

          AURORA dan Ibu Malina tiba di Hudson Mansion bersama sepasang suami-istri yang tampak sedang tidak akur. Sejak kepulangannya siang tadi,  Sam Hudson sama sekali tidak banyak bicara. Menyambut keberadaannya hanya dengan basa-basi santun belaka. Hanya dalam hitungan detik, lelaki itu lantas bertolak lurus ke kamar, menyusul Alicia yang tiba beberapa menit lebih awal dengan wajah berurai air mata. Entah apa yang terjadi di antara mereka, baik dirinya ataupun Ibu Malina sama sekali tidak berhasrat untuk mengorek lebih dalam. Terlebih di kepala mereka mengendap masalah yang lebih gawat dibandingkan mengurusi masalah rumah tangga orang.

          Mobil meluncur masuk ke dalam sebuah parkiran bawah tanah yang cukup untuk menampung kurang lebih seratus mobil. Sam memarkirkan mobilnya di sebuah pelataran kosong terdekat dengan pintu masuk sayap kanan. Sam dan Alicia bergegas keluar mobil dengan sikap seperti tidak kenal satu sama lain, diikuti olehnya dan Ibu Malina yang duduk di kursi belakang. Ocehan Violet kemarin malam tampaknya benar-benar berefek luar biasa pada Alicia. Barangkali memang benar, Sam Hudson punya wanita simpanan dan Alicia berhasil membongkar pengkhianatannya. Ngomong-ngomong, masa bodoh. Hal terpenting yang harus ia pikirkan adalah bagaimana bersikap menyakinkan sang tuan rumah yang sedang sekarat mental karena tak tahu harus berbuat apa. Ia bisa melihat dengan jelas. Di ruang kerjanya, Rick Hudson sedang menimang-nimang sebuah senjata laras panjang. Tampak frustasi. Tak bisa memilih satu di antara dua pilihan yang diberikan putrinya.

          "Selamat datang, Sammie, Alice, Nyonya Malina, Nona Aurora," Ashley muncul di koridor utama Hudson Mansion dengan sebuah sambutan defensif. Seakan tidak mengekspektasikan kedatangan mereka sama sekali.

          "Kami akan makan malam di sini, Ashley," Sam menyahut apatis, melintasi kepala pelayan itu tanpa menolehkan muka sama sekali. "Rick di ruang kerjanya, kan?"

          "Sammie!" Ashley dengan sigap mengikuti Sam yang berjalan cepat menuju ruang kerja Rick. Wanita itu tak disangka-sangka mengejar dan menghadang Sam. "Tidak sekarang. Dengarkan aku, Sam!"

          Aurora menoleh sesaat ke arah ibunya yang juga sedang memperhatikan sikap Sam dan Ashley, sementara di arah lain Alicia tampak melenggang mulus menuju dapur mansion. Kembali ke tujuannya, Aurora bergegas menyusul Sam dan Ashley yang sedang berdebat sambil berjalan iring-iringan ke ruangan kerja sang tuan rumah. Sama seperti Sam, ia juga ingin bertemu dan berbicara dengan Rick.

          "Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya, Ashley."

          "Tidak sekarang."

          "Harus. Sekarang."

          "Maaf, Sam. I've took an extra payment to do this. Rick sedang tidak ingin bertemu apalagi berbicara dengan siapapun. Especially you. Tolong beri dia waktu dan ketenangan. Mundur! Aku takkan membiarkanmu masuk."

          "I can't wait. Come on! I give you double to not stopping me."

          Ashley berlari mendahului Sam, lantas merentangkan tangannya menghadang pintu. Mau tak mau Sam terpaksa menghentikan langkah. Sepasang matanya menatap lurus Ashley. Terkejut. Tak percaya. Bahkan tak berkedip mempertanyakan pencekalan yang sedang dilakukan kepala pelayan tersebut.

          "Is there a whore inside," Sam berucap lirih dan kesal. Namun semua orang masih bisa mendengarnya dengan jelas. "With him?"

          "Rick doesn't have your cheap moral," Alicia tiba-tiba muncul kembali dari dapur dan menyahuti ucapan sang suami dengan nada jijik. Segelas wine terselip dan bergoyang-goyang di antara jemari lentiknya. "He didn't fuck any whores when his wife and his house were reachable. At fucking least."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang