Chapter 8 : Phobophile

320 55 2
                                    

          "Deal?"

          ZEAL menatap tangan yang mengambang di hadapannya. Rain baru saja mengakhiri perundingan mereka dengan sebuah kesepakatan konyol.

          "Kenapa harus dengan balapan?" Zeal melempar pertanyaan kritis. Kedua alisnya saling bertaut. Sama sekali tak mempedulikan tangan Rain yang menanti jabat tanda sepakat. "Setahuku Ace tidak lagi kekurangan uang setelah smartvaccine project milik Victor dan Marshall diproduksi secara masif. Bahkan bila dibarter dengan biaya pembangunan markas baru, kurasa kalian tidak perlu lagi berjudi macam itu untuk mendapat uang."

          Rain berdecak pendek, sepasang bola mata berlensa hijaunya berputar sabar. Jemari tangan yang tadi hendak berjabat kini terkepal.

          "Untuk uang rokok, kadang kami masih ikut balapan. Kau tahu, sekalipun Victor telah tiada, Ace masih punya Lizard dan masih bisa membayar pembalap berbakat. Harus kuakui, sulit sekali meninggalkan budaya itu. Apalagi di Tokyo kami berkompetisi dengan mafia legendaris. Yaaa, cuma untuk bersenang-senang sih. Kau tahu, kan, siapa yang kumaksud?"

          "Hm. Apa mereka ramah terhadap gaijin seperti kalian?"

          "Lizard dan Dearest bukanlah gaijin. Mereka pribumi. Terlebih fakta tentang keberadaan kami di sana disponsori oleh para petinggi mereka sendiri, jadi, bukan masalah besar untuk hidup sebagai seorang gaijin."

          "Intinya kau mau aku berpartisipasi dalam balapan untuk uang rokok dan kesenanganmu saja. Begitukah? Seperti yang baru saja kaulakukan. Kau mau aku bernyanyi untuk menghibur pemirsamu. Memangnya dia membayarmu berapa?"

          "Dia siapa sih yang kau maksud?" Melengos dan besedekap, Rain jelas sedang pura-pura bodoh untuk mengelak dari tudingan.

          "Siapapun dia, di mataku, tak lebih dari seorang pengecut."

          "Oh, Zeal, Sayang, jangan terlalu percaya diri. And please. Jangan suka berprasangka buruk juga. Itu tidak baik untuk kesehatanmu."

          "Oh, Rain, Sayang, terima kasih atas kepedulian palsumu," sahutnya dengan nada serupa.

          Rain menggeleng tak habis pikir, mundur perlahan dari kesepakatan yang ia sikapi dengan sinis. Zeal tak ingin begitu saja mempermudah segala urusan seseorang yang didelegasikan Rain. Ia manusia, punya otak, bukan boneka yang bisa dijadikan mainan. Kisah itu sudah tamat, kini ia adalah seorang pribadi yang baru. Yang takkan bisa dimanipulasi atau dilecehkan hati, otak, jiwa, dan raganya.

          "Well, kupikir seorang pengidap phobophilia bakal senang berpartisipasi."

          Zeal terkekeh spontan. Sudah lama sekali ia tidak mendengar istilah kelainan mentalnya disebut secara frontal. Faktanya, sudah lama pula ia hidup selayaknya orang normal, meringkuk dalam depresi, dan mengesampingkan hal-hal gila yang pernah ia gemari. Kehilangan Victor dan Victoria benar-benar membuat jati dirinya bias. Selama ini ia lupa pada segalanya. Ia hanya tenggelam dalam kesedihan.

          Tapi ia akan mengakhiri peran itu sebentar lagi. Ia sudah membulatkan tekad.

          "Rain Parker," Zeal menarik napas panjang. Dengan intens menatap sepasang bola mata hijau di seberang meja. "Jangan lupa kalau aku adalah pewaris tunggal aset-aset Victor."

          "Aku tidak mungkin lupa, Macan," Rain tampak menggeleng dengan segaris senyum dibuat-buat. Suaranya menegas. "Buku akuntan untuk uang dan seluruh aset Victor telah ditutup. Grey telah mengalihnamakan beberapa aset produktif Victor ke namamu. Nominalnya terus bertambah sesuai persenan saham yang kaupunya. Itu juga sudah termasuk segala potongan pajak dan asuransi. Ya, tentu saja kau punya hak mutlak untuk seluruh aset Victor. Hanya saja ... ada birokrasi yang harus kau ikuti untuk mencairkannya. Sebab jumlah yang sangat besar akan menarik perhatian third parties yang mengelola pencairannya. Akan sangat bahaya untuk konsorsium bila kau menarik jumlah besar dalam satu waktu. Victor tidak meletakkan seluruh uangnya di satu bank dan dia juga tidak mau ambil risiko berinvestasi secara all in di pasar cryptocurrency. Sebab kita tidak tahu seperti apa kondisi uang di masa depan, Alison. Investasi yang paling aman masih dipegang oleh emas dan berlian. Grey, selaku pengelola keuangan hanya bisa mencairkan paling banyak dua persen setiap bulannya. Dan untuk aset fisik nonproduktif seperti mobil, properti, dan lain-lain, kami bisa perjuangkan pencairannya bersama. Kalau kau ingin menjual mobil-mobil Victor, kami akan senang membelinya dan kami tidak rela bila dijual pada orang lain. Jauh sebelum bertemu kau, Victor lebih dulu bertemu kami. Di sini bukan cuma kau yang punya kenangan indah dengannya. Aku juga. Kami. Tapi untuk bisa membeli aset-aset Victor, kami harus mencari uang tambahan. Uang rokok. Karena kami cuma orang biasa, bukan multimiliuner seperti Victor dan . . . kau."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang