Chapter 25 : Golden Hair

238 59 19
                                    

Warning: 21+ Sexual Situations (Mature Content on)

*

ZEAL benar-benar tak menyangka bahwa lelaki itu sudah berubah cukup banyak. Ia seperti tidak mengenal dengan siapa dirinya sedang berhadapan. Setan yang dulu selalu menari di atas penderitaannya kini datang seperti malaikat yang ingin menjamin kebahagiaannya. Lelaki itu tidak tampak teatrikal sama sekali. Perangainya terlihat tulus meski seperti orang linglung dan bingung. Lelaki itu sangat berhati-hati, terlihat jelas dari sikapnya, caranya berbicara, dan caranya menatap. Benar-benar tak bisa dipercaya!

Saat ini, entah mengapa, ingin sekali rasanya ia meletakkan satu tangannya di kepala lelaki itu. Meremas rambut di kepala yang dulu hendak ia pecahkan setengah mati. Lelah dan muram terlukis jelas di garis-garis wajah. Mata terpejam rapat. Bibir terbuka sedikit membentuk sebuah celah kecil. Tetapi ia tahu lelaki itu tidak tidur. Lelaki itu sedang menantinya untuk melakukan gerakan pertama. Jelas saja bukan tabiat yang pernah dimiliki seorang Aldebaran Hudson. Oh. Ingin sekali ia menampar wajahnya sendiri dengan sapu.

Mendesah panjang. Zeal akhirnya melakukan gerakan pertama. Ia daratkan satu tangan di kepala Alan, menyentuh rambut tipisnya. Detik kemudian ia merasa seperti ada api yang menyambar darahnya. Terlebih mata yang tadi terpejam kini berkedip-kedip menguak. Tangan Alan bergerak menangkap tangannya, meremas jemarinya, lalu memberi punggung tangannya ciuman yang lembut. Seketika ia bergeming tak bersuara ketika ciuman itu terus berlanjut. Masif dan lembut. Ia nikmati ciuman-ciuman yang perlahan mendaki naik ke pergelangan. Beberapa saat ciuman lelaki itu berhenti di sana, lalu semakin tinggi setelah menyadari tak ada penolakan darinya sama sekali.

Hati Zeal yang sombong sudah berteriak-teriak mengatakan cukup. Tetapi tubuhnya yang hina tetap bergeming menantang. Tubuhnya ingin melihat sejauh mana lelaki itu mampu bersabar dalam membuatnya terlena. Memorinya tidak pernah merekam perlakuan seperti ini di masa lalu. Alan yang ia kenal adalah lelaki yang mendorongnya kasar, menelanjanginya tanpa persetujuan, dan memasukinya tanpa pelumas yang cukup. Tidak pernah ada momen ciuman-ciuman lembut seperti sekarang ini. Yang ada antara dia dan Alan hanyalah pemerkosaan dan eksploitasi kepuasan sepihak.

Alan telah sampai di lengan, hendak mendaki lebih tinggi ke pundaknya. Lelaki itu tak lagi duduk berselonjor di lantai, melainkan telah berlutut di hadapannya. Zeal membuka kaki agar Alan bisa maju lebih dekat, membuat rok sepannya tersingkap hingga ke pangkal. Bila memang takdir mengizinkan, malam ini akan jadi yang pertama kali ia bersetubuh secara suka rela dengan lelaki itu. Cahaya lampu yang terang memperjelas segalanya, Alan sudah frustasi menginginkannya. Tatapan sendu sepasang mata penuh harapan itu membuat sebuah tarikan dan dorongan yang menghempas ranjang hingga berderik. Dari lantai yang dingin, lelaki itu berhasil memanjatnya, menindihnya, dan melumat rakus bibirnya.
Jangan salahkan ia. Salahkan birahi yang membuat urat malu dan harga dirinya lebih lunak dari seutas spaghetti. Dalam hitungan detik, ia telah berhasil dilucuti. Hari ini lelaki itu resmi kembali ke hidupnya. Masuk ke lubang yang sama dengan cara yang berbeda.

“Jangan buat aku hamil dua kali …” Zeal mendesis di tengah lenguhan, “… sebelum kau bertanggungjawab pada yang pertama.”

Samar-samar Zeal melihat Alan tersenyum sinting sebelum menenggelamkan wajah di lehernya. Ia pejamkan mata saat merasakan kembali ciuman-ciuman yang membuatnya lupa daratan, mengabaikan suara berisik yang keluar dari mulut, dari bawah, dan dari ranjang yang bergoyang. Kini ia tak hanya memeluk tubuh lelaki itu dengan tangannya, namun juga dengan kedua kakinya. Ia kutuk seisi jagat raya saat tak bisa menunda klimaks yang tak tertahankan. Alan menempelkan kembali ciuman di bibirnya, menggulingkannya ke atas, dan memberinya jeda untuk bernapas. Sekilas lelaki itu mendesah tatkala merasakan jepitan yang berdenyut-denyut mengunci kejantanannya.

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang