Chapter 18 : Casus Belli

266 55 5
                                    

DINAR mondar-mandir di depan deretan kandang ayamnya. Baru saja ia mendapat telepon dari Rick Hudson, memintanya untuk kembali menjadi pagar badan Aurora. Permintaan itu ia tolak mentah-mentah mengingat Aurora berada di lingkaran para pembunuh ambisius. Pula, tanpa pikir panjang ia sampaikan tentang ketakutan terbesarnya akan masa depan di depan mata. Perang dunia ketiga akan segera terjadi. Cepat atau lambat permukaan bumi akan menjadi lautan api dan debu. Langit akan tertutup oleh asap dan partikel radioaktif. Sebuah perang di mana pemenang dan pecundang sama-sama akan binasa. Manusia akan melenyapkan spesiesnya sendiri, mengakhiri peradaban di muka bumi.

Korban jiwa akibat tsunami telah berjatuhan di negara-negara Asia Timur. Walau tidak separah tsunami-tsunami terdahulu, namun para peneliti bumi dari berbagai negara telah menyatakan bahwa lempeng pasifik sama sekali tidak mengalami pergeseran. Dengan argumem radikal, teori umum yang sedang meriah mengatakan bahwa terdapat sebuah aktivitas klandestin di Samudera Pasifik. Tepatnya di Palung Marina dan di dasar pasifik sekitarnya. Sekelompok manusia tak bertanggungjawab sedang berusaha menunggangi alam untuk memulai casus belli. Negara-negara adidaya kini saling tuduh. Spy network dibangun besar-besaran. Jepang, Korea Utara, dan Rusia dituduh menjadi tersangka utama. Hal tersebut karena ditemukannya puing-puing kapal selam bernama Megalodon yang selama ini tak terdeteksi keberadaanya. Dunia Barat cepat-cepat menuding Rusia sebagai pemegang detonator. Tuduhan garis keras dialamatkan kepada Rudal Shkval yang terkenal mampu menghasilkan tsunami buatan oleh ledakan dahsyatnya apabila diluncurkan ke arah bibir pantai. Amerika Serikat naik pitam, markas militer di Kepulauan Okinawa berakhir rata tak berbentuk.

Saat ini jalur pasifik masih dibuka untuk proses evakuasi dan rekonstruksi. Para agen intelijen mondar-mandir mengusut misteri yang terjadi di Pasifik. Perang akan dimulai saat jalur pasifik ditutup. Hari itu takkan lama lagi. Namun sesaat Dinar merasa ingin muntah memikirkan situasi dan nasib dunia. Ia akhirnya duduk di bawah sebuah pohon belimbing yang teduh tak jauh dari mobil jipnya. Ia baru saja menarik napas panjang, ponsel di dalam kantong celananya berbunyi lagi.

Sebuah nomor asing tak dikenal terpampang di layar. Kodenya milik negara Singapura. Jantung Dinar sontak berdegup kencang. Ia tidak ingin kembali ke negara itu. Hal terakhir yang ia inginkan adalah mencari jalan ke Antartika. Rasa-rasanya di sanalah tempat teraman di planet ini saat perang terjadi.

"Halo," Dinar menjawab panggilan itu itu tanpa gairah.

"Apa kabar, Arya Dinar Ashkalani?"

Dinar refleks menjauhkan ponsel dari telinga. Barusan itu suara lelaki. Butuh beberapa detik untuk mengenali pemilik suara itu. Terlebih nama panjangnya dirapalkan secara fasih. Benar-benar horor!

"Ini aku teman lamamu. Aldebaran Hudson."

Dinar mendengus tertahan, barusan ayahnya, sekarang anaknya. Ternyata berurusan dengan keluarga Hudson benar-benar menjengkelkan. Setelah menghilangkan jejak selama menjadi tersangka utama kematian Victor, sekarang tampaknya dia mulai kembali menampakkan diri.

"Aku tak ingat pernah jadi temanmu."

"Hm. Masih temperamental. Baiklah, kau bisa berbicara sebagai teman bibiku saja. Aurora. Bagaimana dia? Bukankah kau yang menemukannya? Dari awal aku sudah punya firasat kalau peranmu akan sangat diperhitungkan."

"Aku tidak mengerti dengan omong kosongmu. Kabar Aurora sepertinya baik. Kau bisa langsung menelepon ke rumahmu. Dia di sana. Tanyakan pada papamu. Atau kau bisa pulang langsung, lihat dengan mata kepalamu sendiri. Sekarang aku tidak bekerja lagi dengan keluargamu. Cukup. Aku harus tutup."

"Wait, Dinar! Hold on, Man!" Alan di seberang sana menaikkan intonasi suaranya. Mencegahnya untuk tidak menutup panggilan. "Jangan tatrum dulu! Aku ingin bicara denganmu sebentar saja. Ada hal penting yang ingin kunegosiasikan denganmu."

ANASTASIS : Beyond The Horizon (Rewrite in Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang