8.perubahan(1)

18.2K 1.7K 8
                                    

.
.
.
.
.
.
Perubahan
.
.
.
.
.
.

Beberapa jam yang lalu

'Sialan' umpat Agasthya.

Setelah keluar dari rumah Agasthya langsung menuju ke markas dangen perasaan yang resah.

'Kenapa gua jadi kayak gini?' Batin Agasthya.

Sungguh entah mengapa perasaannya begitu aneh.

Perasaan bersalah dan binggung entah mengapa slalu menghantuinya belakangan ini.

Sebenarnya perasaan ini muncul beberapa bulan yang lalu dan puncaknya adalah tadi pagi.

Dan setelah itu Alfaris berubah.

Perasaan yang tadi ngahantuinya semakin menjadi-jadi, sungguh ia tidak mengerti.

Terutama saat bertatapan dengan Alfaris, seharusnya ia merasa senang karena Alfaris kini tidak mencari perhatian nya, abang atau Daddy nya lagi namun malah muncul perasaan lain.

Takut kehilangan

Mengapa perasaan itu malah muncul

Bukanya ia harusnya senang?

Jika dia takut kehilangan sekarang, mengapa selama ini ia tidak merasakan apapun malah ia membencinya.

Seketika ia ingat perkataan sahabat-sahabatnya.

Yang tadi itu beneran itu Adek lu?" Tanya Zafran

"Dia bukan Adek gua"jelas Agasthya

"Jangan begitu bre, kalo gua jadi lu gua ga bakal nyia-nyiain dia, unyu kayak gitu lu sia-sia in"jelas Tyson

"Dia hanya pembunuh"kata Agasthya tidak terima

"Semua itu takdir, lu harus nya ga gitu ama dia bagaimana pun dia itu Adek lu, Adek kandung lo, nanti lu nyesel"tangkas Nazhan

"Kayaknya sih udah telat banget, liat aja Alfaris sekarang dingin banget cuk" celetuk Garry

Memang benar Alfaris merupakan adek nya, dan adek kandungnya

Jika memang ia menyayanginya mengapa tidak dari dulu?

Mengapa?

Ini sungguh aneh

Agasthya pun memikirkan hal tersebut sepanjang perjalanan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Wih, tumben lu bawa mobil? Biasanya kan lu bawa motor" celetuk Garry yang langsung dibalas dengan tatapan dingin Agasthya.

"Nape lu?" Tanya Zafhan

Agasthya tetap diam dan tanpa basa basi ia langsung duduk di sofa dan membuka ponselnya.

"Napa dah ni bocah" kata Tyson

Tyson yang penasaran berniat menghampiri sahabatnya tersebut namun di tahan oleh Nazhan.

"Udah, dia lagi resah tuh" kata Nazhan

"Resah? Kok?" Tanya Tyson yang bingung

"Dia kan biasanya datang ke markas itu kan sore. Nah kan sekarang di ke markas, ga lama dari pulang sekolah, itu artinya dia lagi resah"

"Biarin dia but tenang dulu aja"jelas Nazhan dengan panjang lebar.

"Oh, okelah"

"Walaupun gua ga terlalu ngerti" kata Tyson yang mengangkatkan pundaknya

Alfaris✔️Where stories live. Discover now