16. Adu Ahli(2)

15.3K 1.6K 23
                                    

.
.
.
.
.
.
Adu Ahli
.
.
.
.
.
.
.

"Hmm? "

"Ada apa"

"Sepertinya dia menyadarinya dan mencoba melawan" jelas Kalingga.

"Maksudmu dia membalas? "

"Iya, dan seharusnya dia setingkat dengan gua dan hacker-hacker yang ada di dunia bawah, bocah menarik"

Kalingga menyeringai.

Sementara alis Henry mengerut.

Dia tidak habis pikir bagaimana mungkin anak bungsunya itu seorang hecker juga dan bahkan bukan sembarang melainkan setingkat dengan Kalingga yang di akui sebagai salah satu hecker terbaik di dunia bawah.

Untuk bisa setingkat itu seharusnya sudah bertahun-tahun

Apa mungkin anak bungsunya itu sudah menjadi hacker sejak lama?

Tapi mengapa?

"Tapi sepertinya dia di atas ku"

Henry tersentak mendengar pernyataan itu.

"Di atas mu? Bagaimana mungkin"

Henry tidak percaya dengan apa yang dia dengar

"Iya, buktinya dia hanya menggunakan ponsel dan sedangkan aku menggunakan laptop tapi kami imbang, kami seimbang"

"Darimana kau tahu" ucap Henry tidak percaya

"Karena saat salah satu dari kami kalah, maka kami pasti mengirim virus atau mengheck lawan kami, tapi ini tidak dan pertarungan kami masih berlanjut" jelas Kalingga yang masih fokus dengan laptopnya.

Henry mengerti namun ia memperhatikan jam dinding yang ada di kantornya.

Kalingga pun sedikit mengalihkan pandangan sebentar ke arah yang di tuju oleh Henry

"Apa dia membolos hanya untuk meladeni ku"

"Aku tidak tahu"

Karena memang ini merupakan jam pelajaran dan jika dia sedang meladeni Kalingga maka kemungkinan besar dia sedang membolos

"Aku yakin pasti dia sedang bersembunyi di tempat sepi"

"Mangepa seperti itu? " tanya Henry

"Karena semua hecker itu suka dengan ketenangan dan itu wajib, karena kami tidak akan fokus jika di tempat yang ramai" jelas Kalingga

Henry pun berfikir sebentar, memikirkan dimana Alfaris sekarang bersembunyi

"Gudang"

"Gudang? " tanya Kalingga

"Tempat itu paling jauh dari ruang kelas dan merupakan tempat paling sunyi di SMA Quentin" jelas Henry

"Wow, tanpa ku sangka kau bisa menebaknya, tapi itu baru prediksi saja"

"Aku yakin itu"

"Ya ku percaya, insting mu tidak pernah meleset"

"Dia membolos ya" ucap Henry sambil menopang dagunya

"Hukuman apa ya yang pas untuknya"

Seketika Kalingga merinding merasakan aura yang di keluarkan oleh Henry

Walaupun Kalingga bisa blak-blakan terhadap Henry tetap saja ia belum terbiasa dengan aura yang di keluarkan oleh Henry karena menurutnya itu sangat menakutkan dan terlalu menekan terutama saat dia marah.

Kalingga menepis pemikiran nya yang tadi dan kembali fokus ke arah laptopnya

"Semoga ni bocah selamat dari hukuman nya" gumam Kalingga yang hanya di dengar oleh dirinya saja

Alfaris✔️Where stories live. Discover now