29.dibalik(2)

11.6K 1.2K 33
                                    

.
.
.
.
.
.
.
Dibalik
.
.
.
.
.
.
.

"Bang? Kamar mandinya yang itu bukan? " tanya Alfaris sambil menunjuk satu ruangan dekat dapur

"I-iya" ucap Gino dengan berbata-bata

"Oh okey, minjem ya" Alfaris langsung berlari membawa handuk dan baju yang diberikan Gino tadi dan meninggalkan mereka yang masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat tadi di balik pakaian Alfaris.

"Yang benar aja itu tadi.. Bekas luka semua?! " ucap Daffin tidak percaya

"Anjr, selama ini dia ngalamin apa ampe banyak banget bekasnya" ucap Elvano yang ikut tidak percaya dengan apa yang dia lihat .

"Itu.. Keluarganya semua yang ngelakuin? " tanya Rena.

"Anjir kejam amat keluarganya"

"Kayaknya bukan keluarganya aja deh"

"Kenapa emang, siapa lagi yang tersangka kuat selain keluarga dia yang ngelakuin, kita kan tau dia punya masalah ama keluarganya"

"Kan dia bilang dia culun dulu dan pasti salah satu luka itu pasti yang ngebuat orang-orang yang ngebully dia dulu"

"Iya deh kayaknya soalnya gua liat tadi di pundaknya ada bekas luka bakar kecil kayaknya bekas puntung rokok deh"

"Anjr! Puntung rokok?! Keterlaluan amat sih! "

"Bangsat banget sih tu orang"

"Keluarganya bener-bener bikin gua emosi anjing! "

"Bener banget walaupun bener itu Alfaris yang salah tapi ga sampe segitunya kali! Bangke banget! "

"Keluarga busuk! "

"Gua ga tega anjir ngeliatnya"

"Kesian Alfaris"

"Kuat banget jir, dia ga bunuh diri"

"Kalau gua mah dah ga kuat"

Orang-orang yang melihat nya pun mulai emosi dan geram pada orang-orang yang membuat Alfaris seperti itu.

Banyak yang emosi, kesal, sedih, kagum pada sosok Alfaris, walaupun mereka baru bertemu dan mengenal beberapa saat yang lalu namun dengan hanya mendengar dan melihat apa yang ada di depan mereka itu lebih dari cukup.

Rikki, Elvano dan Daffin merasa sangat bersalah dengan apa yang mereka lakukan pada Alfaris, bagaimana tidak mereka membully nya tanpa tau tekanan dan cobaan yang apa yang tengah melanda Alfaris. Mereka merasa sangat bodoh dan sangat hina setelah melihat nya.

Sungguh mereka merasa sangat rendah dari sampah yang berserakan di jalan dan bahkan tidak layak untuk menerima kata 'teman' dari Alfaris karena mereka yang dulu menjadi salah satu dari orang-orang yang membuat dia merasa menderita.

Semua orang bahkan menjadi diam dan keadaan menjadi hening, hanya ada suara air yang tengah mengalir yang berasal dari arah kamar mandi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hah.. Seger banget, kok pada diem sih? " tanya Alfaris yang heran karena saat dia keluar dari kamar mandi suasanan di dalam ruangan sangat canggung dan hening.

"Oh iya bang, baju nya ternyata kegedean" ucap Alfaris pada Gino sambil menunjukan senyumannya

"O-oh maaf padahal itu yang paling kecil"'Bisa-bisanya dia masih senyum'ucap Gino namun yang satunya lagi dia hanya mengatakannya di dalam hatinya.

" al? " panggil Daffa, Elvano dan Rikki secara bersamaan.

"Apa? Kok bareng? "

"Sorry"

Alfaris✔️Where stories live. Discover now