52. tes untuk kebebasan sementara

5K 437 9
                                    

.
.
.
.
.
.
Tes untuk kebebasan sementara
.
.
.
.
.
.

Keheningan menghampiri seluruh ruangan tentu saja dengan aura sang pemimpin keluarga yang mendengar permintaan sang bungsu.

Henry marah mendengar permintaan Alfaris dan lagi-lagi permintaan itu

Mungkin jika hari-hari sebelumnya, Henry sedikit menumbangkan hal tersebut namun setelah mengetahui hal yg terjadi di sekolah membuat Henry menjadi makin enggan untuk membiarkan Alfaris keluar mansion dan Henry tak lupa juga dengan kejadian dimana dirinya kabur dari rumah dan menghilang selama sebulan.

Ingin kembali sekolah? Dan pergi? Jika keluar maka kemungkinan Alfaris kabur akan lebih besar? Pergi dan tidak kembali lagi? Henry tidak akan mengizinkan itu!

'apa ku patahkan saja semua kakinya atau tidak memanipulasi ingatanya..' pemikiran -pemikiran itu mulai memenuhi otak Henry

Henry tidak rela kalau titipan terakhir mendiang istrinya harus meninggalkannya.

Faktanya hal itu juga yang di pikirkan ketiga anaknya yang lali, mereka mana rela di tinggal oleh peninggalan terakhir mommy mereka.

"Da.."

"Dad.."

"DADDY!!!"

"DADDY DENGERIN AL GA!!" Teriak Alfaris yg kesal karena di acuhkan

"JANGAN TERIAK ALFARIS!!"

"DADDY SENDIRI MALAH ACUHIN AL!!" balas Alfaris yang tidak kalah keras membalas teriakan Aidyn

"DIAM!" Satu kata dari sang pemimpin keluarga mampu membuat mereka semua terdiam termasuk Alfaris yang sama sekali tidak bisa berbicara lagi

"Al" panggil Henry pada Alfaris dan Alfaris pun menoleh ke arahnya

"Ya dad?" Tanyanya dengan wajah polos

"Kenapa kamu mau sekolah lagi?"

"Ya bosen aja dad! Bayangin Al sendirian selama seminggu yang lalu! Gabut dad! Daddy pergi kerja Ama Abang pergi sekolah! Al bosen dad!! Bahkan yantina aja itu sekolah! Masa Al engga?!" Jelas Alfaris dengan nada yang memelas dan dengan tatapan memohon

'imut' batin mereka serentak, bukan hanya keluarga inti namun para pelayan dan penjaga yang ada di sana pun berfikir demikian bahkan mereka melupakan kengerian yang sempat mereka lihat dengan dengan mata kepala mereka sendiri.

"Bukanya di mansion ada bibi Faiza? Ama yang lainya? Masih kurang?"

Alfaris memperhatikan Faiza yang tengah mencoba terus mempertahankan topengnya berikut ke arah para pelayan yang telah menundukkan kepala "cih, ga ada harapan" ucapnya dengan nada ketus dan ekspresi jijik membuat Henry sadar, Alfaris tidak dekat dan tidak suka mereka

"..jadi Al bosen di mansion?" Tanya Henry memastikan setelah kembali sadar setelah sesaat terhipnotis dengan puppy eyes milik Alfaris

"Iya dad, terserah Deddy pengen ngasih Al tes atau ujian itu terserah pokoknya Al pengen sekolah!!!"

Henry sedikit merenung sejenak dan barulah dia membuka suara lagi " Daddy bakal tes kamu lewat guru yang Daddy sewa dan kamu harus dapetin nilai di atas 90, jika tidak kamu tetap di mansion" putusnya.

"Oke setuju"

"Lah kalo gitu kenapa sekolah? Kan dah pinter" tanya Agasthya yg ikut nimbrung

"Ya kan Al pengen sekolah gegara bosen di mansion bukan mau pinter, Al mah emang dah pinter kali" ucap Alfaris dengan sombong

Alfaris✔️Where stories live. Discover now