.
.
.
.
.
.
Keluarga
.
.
.
.Hari yang melelahkan telah terlewat begitu saja di ganti dengan pagi yang cerah hingga masuk kedalam kamar dan mengganggu penghuninya yang tengah menjelajahi mimpi.
Alfaris pun terbangun, entah karena matahari yang meneranginya tau karena ini sudah menjadi kebiasaanya bangun terlambat.
Atau mungkin kelelahan? dia tidak tahu
Alfaris melihat sekelilingnya
Masih sama
Alfaris masih berada di tempat yang sama seperti kemarin.
Kemarin...
Alfaris pun mengangkat kan tangannya dan memperhatikan cincin yang ada di jarinya.
Cincin tersebut merupakan belunggu yang tidak memiliki rantai
Bukan hanya dapat membuatnya tidak bisa berkutik, Alfaris yakin di dalamnya sudah ada pelacak untuk bisa melacaknya dimana pun dan yang memegang kendali adalah Henry
Daddynya
Apakah hanya Henry yang memilikinya? Bagaimana dengan Aidan, Aidyn bahkan Agasthya? Apakah mereka memiliki alat kendali tersebut?
Ini sungguh menjengkelkan
Krekkk
Suara pintu yang di buka menjadi pusat perhatian Alfaris saat ini
Terlihat Henry yang membawa nampan penuh makanan, memang benar Alfaris belum memasukan makanan apapun ke dalam perutnya dan sekarang dirinya sangat lapar
"Waktunya sarapan, boy" Henry pun melangkahkan kakinya dan menyiapkan meja lipat untuk menyimpan makanan tersebut agar Alfaris makan tanpa meninggalkan kasurnya
Alfaris sangat malas merespon, tubuhnya masih syok atas apa yang menimpa nya kemarin yang membuatnya diam saja.
Henry menyadarinya dan dengan lembut membelai rambutnya
"Maafkan Daddy Al, Daddy ga punya pilihan lagi.. sekarang makan ya" namun lagi-lagi Alfaris hanya diam saja tidak merespon apapun dan hanya menunduk
Henry pun dengan lembut mengangkat tubuh Alfaris dan menaruhnya dalam pangkuannya
Dengan lembut Henry mengelus punggung Alfaris sambil berkata" maaf Al, Daddy benar-benar tau ini salah tapi ini juga demi kamu Al, Daddy ga mau kamu kenapa-kenapa di luar sana.. Al maafin Daddy kan? Sayang.. maafin Deddy ya.."
Henry terus mengulangnya hingga akhir nya Alfaris meresponnya
Alfaris yang masih keadaan menunduk tersebut memeluk Henry dengan isakan tangis yang di tahan dan dengan cepat Henry pun membalas pelukan tersebut
Alfaris menangis kembali.
"Al.. cape dad" ucapan itulah yang keluar pertama kali
Henry pun mencium kening Alfaris dan dengan tatapan hangat Henry berkata" makan ya sayang ya? Nanti istirahat lagi"
Henry pun mengambil sendok dan mulai menyuapi Alfaris
Alfaris pun menerimanya
Sungguh dia cape
Tapi dirinya sekarang benar-benar tidak punya pilihan lain.
.
.
.
.
.
.
.
."Eh abis ini kita main kemana ya?" Tanya Elvano pada teman-temannya
Seperti biasa mereka akan pergi berkunjung ke tempat Alfaris, sebenarnya ini bukan hari yang biasa mereka bertemu tapi karena bujukan temanya yaitu Rikki membuat mereka memutuskan untuk berkunjung lagi.
YOU ARE READING
Alfaris✔️
Teen FictionDion Aprizal adalah seorang artis yang menyadari bahwa dia masuk kedalam novel yang terakhir dia baca sebagai pemeran figuran yang bahkan tidak pernah ada di dalam dialog novel tersebut yang bernama Alvaris Rekha Yardan