29 • Ungkapan Hati

475 55 25
                                    

"Jatuh cinta pada manusia itu, jangan terlalu berlebihan karena bisa saja, dia yang kau cinta adalah orang yang paling berpotensi menciptakan luka."

maaf ya kalo update nya kelamaan

nanti kalo udh 10k, aku usahain lebih cpt sekalian mau nyuri2 waktu buat nyelesain ini cerita

ceritanya masih lmyn jauh buat menuju ending, tp msh lebih jauh perasaan kalian sm crush. canda perasaan wkwk

jd jngn bosen2 pokoknya, kalian hrs bgt ngikutin smpe akhir! kenapa? krna ya ada bnyk hal yg bakalan terjadi wkwk

jgn lupa vote dan komennya ya cintah 😍

selamat membaca (:

~Jingga dan Senja~

Jingga mengepalkan tangannya dengan pandangan yang terus tertuju pada dua makhluk berlawanan jenis yang saat ini tengah asik berbincang sembari sesekali tertawa bahkan ia tidak sadar jika bangku di sebelahnya sudah diisi oleh Stella.

Kini, pandangan keduanya tertuju pada arah yang sama. Stella tersenyum tipis, ia tau bahwa saat ini Jingga tengah berusaha menahan emosinya. Mau bagaimana pun juga, Jingga tetap lah laki-laki biasa yang memiliki batas kesabaran.

"Mau lo liatin sampe mata lo copot juga tetep aja cowok yang ada di sana bukan lo Ga."

"Sejak kapan lo di sini?"

"Sejak lo keliatan jadi cowok miris dengan terus menatap Bella sama Rasyad."

"Kayaknya emang lebih baik gue nyerah aja ya Stell?"

Jingga menatap Stella yang saat ini masih tidak memberikan reaksi apa pun, setelahnya Jingga memilih untuk mengedarkan pandangannya ke sekitar kampus sebelum akhirnya jatuh lagi pada Bella.

"Gue rasa Senja juga nggak pernah bener-bener bahagia selama gue deketin."

"Dari masih SMA sikap Senja selalu gitu kalo sama gue, selalu aja jutek, ketus, gampang marah tapi kalo sama cowok lain nggak. Dia juga berulangkali menolak gue dan malah pacaran sama sahabat gue, dia nerima gue nggak lama setelah dia diputusin sama sahabat gue karena selama ini sahabat gue cuma main-main doang, gue rasa Senja pacaran sama gue cuma karena dia butuh pelampiasan. Iya kan Stell?"

"Dia nerima gue cuma karena dia habis dipermainkan sama sahabat gue, dari awal dia emang nggak pernah suka sama gue, iya kan?"

Jingga tertawa pelan, selama ini ia tidak pernah mempedulikan kisah cintanya karena menurutnya dengan sahabat saja sudah bisa membuatnya merasa bahagia namun semenjak ia bertemu dengan Bella, ia merasa seperti tidak pernah ingin melepaskannya. Hanya Bella yang bisa membuatnya jatuh namun gadis itu seolah tidak pernah benar-benar menganggap kehadirannya.

"Emang gue yang salah juga sih karena terlalu memaksa untuk masuk ke dalam kehidupannya dia. Sesuatu hal yang dipaksakan pasti nggak akan berakhir baik, iya kan?"

Stella tersenyum tipis. "Ganteng sih tapi kayak sad boy."

"Ah parah banget lo Stell! Gue kan lagi curhat."

Stella tertawa pelan kemudian sedikit memutarkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jingga.

"Gini ya Ga, berdasarkan cerita lo gue rasa Bella ini susah banget lo dapetin, buat masuk ke dalam kehidupannya aja udah susah apalagi buat jadi seseorang yang berarti. Jadi, menurut gue, selagi masih ada kesempatan kenapa nggak lo coba kejar lagi? Kejar kayak waktu lo masih SMA sampe lo berhasil mendapatkan dia, sayang dong kalo dilepas gitu aja. Lagian gue rasa, dia juga masih suka sama lo Ga cuma mungkin gengsi aja buat mengakuinya."

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now