04 • Hari Jadian

1K 75 10
                                    

"Cinta adalah ketulusan, jika kamu rela melakukan apa pun tanpa mengharapkan balasan, maka kamu telah sampai pada titik tertinggi dari kata cinta tersebut."

~Jingga dan Senja~

Jingga duduk tepat di sebelah Bella yang masih fokus pada buku-buku di hadapannya, selalu begitu. Jingga menghela napasnya karena merasa akhir-akhir ini Bella semakin mengabaikan kehadirannya. Padahal, ia hanya ingin menghibur Bella agar tidak terlalu merasa penat akibat pelajaran yang kian bertambah.

"Senja." Jingga memanggil nama Bella dengan suara yang pelan dan hanya dibalas gumaman oleh Bella.

"Senja lupa, ya, sekarang hari apa?"

"Rabu."

"Lupa tanggal, ya?"

"21."

Bella menghentikan gerakan jarinya yang semula masih menorehkan warna hitam pada kertasnya. Bella melirik ke arah Jingga, laki-laki itu kini tengah menundukkan kepala dengan raut wajah kecewa. Bella menyalakan ponsel yang ia biarkan tergeletak di atas mejanya.

Bella mendapati notifikasi pengingat yang ternyata telah muncul sejak beberapa jam yang lalu. Notifikasi itu sengaja ia buat agar ia tidak lupa bahwa hari ini adalah hari di mana ia dan Jingga resmi berpacaran. Bella merutuki kebodohannya karena telah mengubah ponselnya ke dalam mode silent sehingga ia tidak mendengar alarm pengingat tersebut.

"Jingga."

Jingga mmenoleh dan senyuman tulus kembali tercetak di wajahnya, membuat Bella merasakan sakit di hatinya ketika harus selalu melihat senyuman itu di saat ia melakukan kesalahan.

"Udah inget?"

Bella merasakan matanya memanas. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga setelah mendengar suara Jingga yang begitu lembut.

"Maaf."

"Kenapa minta maaf? Gue juga tadi hampir lupa." Jingga terkekeh.

Sebenarnya Jingga tidak lupa sama sekali. Bahkan, ia sudah mengingatnya dari jauh-jauh hari. Tetapi, karena melihat raut wajah bersalah yang Bella tunjukkan ia memilih untuk berpura-pura lupa.

"Senja bisa luangin waktu dulu, nggak? Buat sekarang dan nanti malam."

"Besoknya terserah Senja mau ngapain aja, mau seharian sama buku juga nggak apa-apa."

Bella menutup buku catatannya dan menumpuknya menjadi satu kemudian mengukir senyumannya.

"Bisa, kok."

Jingga membalas senyuman Bella dan kini keduanya memilih untuk pergi ke kantin sekolah.

"Denger-denger hari ini lagi ada yang merayakan hari jadian, nih. Yang ke berapa bulan, ya?" Kenzie menghampiri Jingga dan juga Bella, bukan hanya Kenzie tetapi juga ada Gafar, Adeeva dan juga Kaifan.

"Terus hubungannya sama lo apa?"

"Nggak usah ngarep apa-apa dari Jingga, Ken, bocah pelit gitu lo harepin." Gafar menyeletuk.

"Pesen makanan, yuk! Kita recokin mereka."

"Dih, emang lo siapa, Kafan? Diajak emang? Jauh-jauh sana lo!"

"Adeeva lo sebenarnya mau milih siapa? Kenzie apa Kaifan? Jangan maruk jadi cewek."

Adeeva mengerucutkan bibirnya ketika mendengar perkataan Gafar. "Sori dori mori ikan dori, nggak level gue sama kuman kayak mereka! Gue udah punya ayang Devian kali."

"Woy, dasar kurang ajar!" Adeeva berteriak karena kepalanya ditoyor secara bersamaan oleh Kenzie dan juga Kaifan.

Jingga mendengkus kesal, menyaksikan teman-temannya tengah menyantap makanan. Padahal, ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Bella di sekolah seperti sebelum Bella sibuk dengan pelajaran, tetapi keempat makhluk itu malah mengacaukan suasana.

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum