31 • Phoenix Carlos

403 51 10
                                    

"Ada dua hal yang paling aku takutkan di dunia ini, yang pertama adalah kamu pergi dari hidupku dan yang kedua adalah kehilanganmu. Keduanya sama saja, karena yang ku tahu, tidak ada kamu di dunia ini adalah hal paling buruk sepanjang hidupku."

~Jingga dan Senja~

"Dari layar ini, kalian bisa liat dengan jelas tempat-tempat yang dilalui sama Bella, dan dia berhenti di titik ini, yang gue tau ini adalah tempat yang jarang banget dikunjungi orang-orang, letaknya di sudut Jakarta banget dan kalo kalian mau ke sini harus hati-hati karena biasanya, tempat ini sering dijadikan markas geng motor atau para preman."

"Gue nggak mungkin bisa ikut kalian karena masih banyak pekerjaan, tapi gue akan mantau pergerakan Bella lewat layar ini, selama di perjalanan jangan pernah putusin sambungan telpon lo biar gue bisa mengarahkan jalan kalian."

Semuanya fokus pada penjelasan Axel, kakak kandung Gafar yang notabene sangat pandai perihal melacak keberadaan seseorang, ia bahkan memiliki kemampuan dalam meng-hack akun orang, namun ia tidak pernah menggunakan kemampuannya kecuali ada yang meminta bantuan untuk mengembalikan akun yang telah dicuri oleh orang lain.

Setelah mengetahui keberadaan Bella, ketiganya langsung meninggalkan rumah Gafar dengan menggunakan mobil milik Axel karena tidak mungkin jika mereka pergi dengan menggunakan motor masing-masing.

Laju kendaraan mereka melambat ketika mendengar intruksi dari Axel bahwa saat ini mereka sudah berada pada titik lokasi, Jingga memandang lingkungan sekitar yang sangat kumuh, gersang serta berantakan, seolah memang benar-benar tidak terawat. Tidak ada pemukiman penduduk, yang ada hanyalah beberapa gedung tua dengan beberapa dinding diselimuti oleh lumut.

"Kalian turun di sini, jalan ke depan sekitar 1 sampe 2 meter, di sana ada Bella."

Ketiganya mulai melakukan apa yang dikatakan oleh Axel dan mendapati sebuah bangunan dengan beberapa kendaraan terparkir di halamannya. Tanpa berpikir panjang lagi, mereka berjalan menghampiri gedung yang diyakini menjadi tempat Bella saat ini.

"Berhenti dulu Ga." Gafar menahan tangan Jingga ketika ia baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gedung tersebut.

"Kita liat dulu, mereka akan melakukan apa dan kita juga jangan asal ngambil tindakan, gue takutnya jumlah mereka lebih dari itu sedangkan kita cuma bertiga dan tanpa persiapan apa pun."

Jingga melihat ke arah dalam gedung, di sana ada beberapa laki-laki dan salah satunya adalah orang yang Jingga kenal, Rasyad. Jingga bisa melihat dengan jelas raut wajah ketakutan yang ditunjukkan oleh Bella, wajar saja karena di dalam gedung itu tidak ada wanita lagi.

"Berapa kali gue bilang sama lo. Jauhin Jingga! Pake acara peluk-pelukan segala lagi!"

"Lo udah nggak mau ngeliat dia hidup dengan tenang? Atau lo mau temen-temen gue ngehajar dia sampe mati?"

Bella menundukkan kepalanya kemudian menggeleng dengan pelan. Ia tidak berani menatap sekitarnya, terutama Rasyad karena saat ini orang-orang itu terlihat sangat menyeramkan di mata Bella.

"Terus kapan mau mutusin Al?"

Bella tidak menjawab pertanyaan Rasyad sehingga membuat laki-laki itu terpancing emosi dan menampar pipi Bella secara berulangkali. Tentu saja Jingga tidak terima Bella diperlakukan denga kasar namun ketika ia ingin memasuki gedung itu, lagi-lagi Gafar menahannya.

"Sabar dulu Ga."

"Gimana bisa sabar? Itu Senja dikasarin Far!"

"Iya gue tau, tapi nanti dulu."

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang