21 • Makan Malam

513 50 1
                                    

"Biar ku katakan pada semesta bahwa tidak ada yang lebih indah dari senyumanmu, maka biarkan aku selalu menciptakan lengkungan tersebut."

~Jingga dan Senja~

Bella memasukkan sendok berisikan bakso dengan kuah yang ia buat begitu pedas karena kepalanya terasa penat setelah melaksanakan ujian blok anatomi fisiologi sistem limfatik. Dalam jurusan Kedokteran, ujian memang dilaksanakan setiap satu blok sehingga bisa dikatakan bahwa mereka cukup rutin mengadakan ujian dalam satu semesternya.

"Bella!"

"Apa sih Vet?"

"Gue banyak yang nggak ngerti sama soalnya tadi! Ada yang nggak gue isi."

Bella tampak acuh dengan celotehan Vetta dan masih sibuk mengunyah makanannya. Bukan karena tidak ingin mendengarkan curhatan teman tapi toh ia juga mengalami hal yang sama meskipun ia mampu menjawab semua soal.

"Kapan-kapan ajarin gue dong Bell."

"Ajarin apa?"

"Mendapatkan hati cowok, gue mau dapetin hati Gio aja susah banget kayaknya, lo gampang banget kayaknya dapetin cowok."

"Bukan pakarnya gue kalo masalah gituan."

"Merendah untuk meroket."

Bella terkekeh pelan kemudian kembali mengarahkan sendoknya pada mulutnya namun belum sempat sendok itu mendarat, tangan seseorang menariknya sehingga sendok itu mendarat di mulut yang berbeda. Siapa lagi kalau bukan Jingga pelakunya, penganggu yang sangat abadi.

Jingga sedikit melebarkan matanya ketika rasa pedas menyambutnya, ia memang tidak terlalu suka pedas sehingga bakso itu sangat tidak cocok di lidahnya.

"Senja!"

Bella tertawa pelan. "Makanya jangan main asal ngambil makanan orang."

"Air dong!"

"Kamar mandi banyak Ga, lemah banget lo jadi cowok gitu aja kepedesan."

"Diem Dora!"

Bella menyodorkan air mineral yang sudah ia minum sedikit dan Jingga langsung menyerobot air tersebut. Setidaknya itu cukup membantu menghilangkan rasa pedasnya.

"Senja lagi ngidam ya?"

"Sembarangan! Emang lo kata gue hamil?!"

"Ya biasanya kalo orang ngidam kan gitu, kalo ngidamnya yang pedes-pedes ya nggak nanggung-nanggung."

"Berisik!"

"Senja."

"Apa?"

"Kak David bentar lagi mau nikah sama Bianca, kita kapan?"

"Nikahin gue sama Gio dulu Ga baru nanti Bella mau nikah sama lo."

"Apa hubungannya?"

"Kan gue sahabatnya. Menikah juga perlu restu dari sahabat bukan keluarga aja."

"Udah berisik! Nikah aja sama cadaver lo kemaren." Bella berdiri dan meninggalkan kantin dengan Vetta yang terus saja menertawakan Jingga.

"Cadaver lo yang kemaren kan pasti udah rusak Ga, mau gue cariin yang baru nggak?"

"Lo aja sana nikah sama cadaver!"

"Gue mah sama Gio lah."

"Nggak akan gue bantu lo deket Vet."

"Ih Jingga! Bercanda!" Vetta berlari mengejar Jingga yang baru saja meninggalkannya.

~Jingga dan Senja ~

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang