18 • Reuni

608 52 18
                                    

"Jika semesta punya seribu satu cara untuk memisahkan kita, maka aku pun punya seribu satu cara untuk membuat kita bersama."

~Jingga dan Senja~

Jingga menyerobot camilan yang semula berada di tangan Bianca kemudian memakannya tanpa menghiraukan Bianca yang saat ini tengah menatapnya nyalang.

Jingga mengunyah camilan tersebut hingga lumat kemudian menelannya baru setelah itu ia menoleh ke arah Bianca.

"Lo udah siap-siap?"

"Gue nggak ikut."

"Lah kenapa? Kan seru ketemu temen lama."

Bianca tersenyum tipis kemudian menyerahkan undangan berwarna biru dengan hiasan yang menarik, membuat Jingga mengerutkan keningnya namun tidak lama setelah itu, ia memilih untuk mengambil undangan tersebut.

"Gue mau nyebarin itu."

"Oh, sekarang lo kerja jadi tukang nyebarin undangan pernikahan? Bagus-bagus! Emang harus mandiri." Jingga tertawa pelan.

"Siapa nih namanya? David Arkana Rais dan Bianca Callista." Jingga mengangguk-anggukkan kepalanya namun selang beberapa detik ia membelalakkan matanya dan menoleh ke arah Bianca.

"David Arkana Rais ini kakaknya Senja kan? Terus Bianca Callista ini lo ca?"

Bianca mengangguk pelan dengan bibir yang terus mengukir senyuman.

"Kok bisa? Sejak kapan lo deket sama kak David?"

"Gue mah nggak suka mengumbar hubungan Ga, tau-tau nyebar undangan aja daripada lo, pas ngedeketinnya aja sampe seluruh penghuni Tunas Bangsa tau tapi kandas di tengah jalan, ups!"

"Sialan lo Ca!"

"Apa?! Jingga sama Senja putus? Sejak kapan? Kok bisa? Kok mama nggak tau? Siapa yang mutusin? Gara-gara apa?!"

Jingga berdecak kesal ketika melihat reaksi berlebihan yang diberikan oleh Lisa, itulah sebabnya ia memilih untuk tidak menceritakan apa pun kepada Lisa perihal hubungannya dan juga Bella.

"Udah! Orang tua mah diem aja! Ini urusan anak muda."

"Yeh songong banget lo! Pantes aja hidupnya miris durhaka terus sama gue!"

"Gaya amat sih ma ngomongnya lo gue gitu, nggak pantes! Itu uban udah di mana-mana."

"Wah parah tan! Padahal tante masih keliatan kayak remaja, rambut juga masih item semua masa dibilang ubanan, jangan kasih duit jajan tan!"

Bianca bangkit dari tempat duduknya. "Jangan lupa dateng ke acara pernikahan gue."

"Nggak."

"Dih kok gitu?"

"Yang namanya dateng ke acara pernikahan pasti berpasangan, gue mau sama siapa?"

"Bella lah!"

"Ogah! Nanti yang ada dia bawa si kutu kupret Al!"

Bianca tertawa. "Kasian banget tan anaknya."

"Udah lah ma, Jingga mau minggat dulu, mama hati-hati di rumah sendirian, kasian banget sih udah jomblo, ditinggal terus lagi."

"Sadar diri, jelek!"

Jingga tertawa pelan kemudian mencium tangan Lisa. "Selamat tinggal mama, jangan kangen ya sama anakmu yang tampan ini."

"Enak malah Ga kalo nggak ada kamu, tentram hidup mama."

"Ngomong-ngomong kamu mau kemana sih Ga?"

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now