46 • Hello and Good bye!

607 54 7
                                    

"Tidak ada satu pun manusia yang terlahir untuk selalu baik-baik saja dan bagaimana akhir dari kisah hidupmu nanti, semua itu tergantung bagaimana cara kamu menyikapi setiap masalah yang menghampiri."

ini part terakhir karena abis ini ending hehe
sp yg udah ga sabar nunggu endingnyaa?

selamat membaca, jangan lupa vote komennya 😔

~Jingga dan Senja~

Bella melepas cepolan rambutnya kemudian menyisirnya dengan menggunakan jari-jari tangannya. Setelah hampir seharian berkerja, akhirnya ia bisa mengakhiri semuanya dan bersiap untuk beristirahat di rumah.

Bella mengecek ponselnya dan mendapatkan notifikasi bahwa hari ini merupakan jadwal pengobatan Stella.

"Hampir aja gue lupa."

"Sen, pulang dari sini nyoba liat-liat gaun pernikahan yuk!"

"Maaf ya Ga, aku mau nemuin Stella dulu. Lain kali aja ya."

"Ya udah kalo gitu, aku anter."

"Nggak usah!"

"Aku tahu semuanya Sen."

Bella melebarkan matanya. "Kok bisa?"

"Nggak sengaja denger waktu kalian bicara."

"Nanti Stella marah sama aku, takutnya dia ngiranya aku yang ngasih tahu ke kamu soal ini."

"Nggak akan, lagian masa aku ngebiarin calon istri aku kemana-mana sendiri."

Bella terkekeh. "Apaan sih?! Calon istri-calon istri segala."

Setelah cukup lama di perjalanan, keduanya tiba di apartment kediaman Stella. Berulangkali Bella menekan bel yang tersedia namun tidak mendapatkan tanggapan apa pun.

"Udah kamu chat belum?"

"Udah, tapi nggak dibales."

Bella mencoba membuka pintu dengan cara menekan kode yang tersedia, Stella pernah memberi tahunya namun ia sedikit lupa. Setelah dua kali mengalami kesalahan, pintu itu pun berhasil terbuka.

"Stella!"

Jingga menghampiri tubuh Stella yang tengah bersandar pada sisi tempat tidur. Tangan kirinya mengeluarkan darah yang cukup banyak dengan tangan kanan masih memegang pecahan kaca.

"Lo ngapain sih?! Kenapa ngelakuin ini?"

Stella menyunggingkan bibirnya. "Gue udah nyerah Ga."

"Nggak, lo nggak boleh nyerah."

Jingga mengeluarkan ponsel dari saku celananya, bermaksud untuk menghubungi pihak rumah sakit namun Stella merebut ponsel milik Jingga dan menyembunyikannya di balik tubuhnya.

"Stell, gue harus manggil ambulan. Nadi lo belum kena, jadi biar lo nggak kehabisan darah, lo harus segera dibawa ke rumah sakit."

"Nggak perlu Ga! Berhenti sok peduli sama gue."

"Gue hidup juga buat apa? Gue nggak punya siapa-siapa lagi Ga."

"Banyak yang membutuhkan lo Stell, pasien-pasien lo."

"Masih banyak dokter di dunia ini, jadi sekalipun gue mati nggak akan merugikan siapa pun."

Jingga berdecak, ia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan dan matanya berhenti ketika melihat sebuah kain. Jingga mengambil kain tersebut untuk kemudian ia ikatkan pada tangan Stella agar pendarahannya sedikit berkurang.

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now