23 • Pertemuan

534 49 0
                                    

"Aku tidak pernah memintamu untuk menjadi sosok yang sempurna karena kejujuran jauh lebih penting daripada kesempurnaan."

~Jingga dan Senja~

Bella berjalan dengan pandangan yang terus fokus merapikan beberapa buku kedokteran di tangannya, karena tidak memperhatikan sekitar ia pun tidak sengaja menabrak tubuh seseorang sehingga buku-buku itu berjatuhan.

Bella menundukkan tubuhnya untuk mengambil buku-buku tersebut dan setelahnya ia berdiri kembali.

"Maaf ya, gue nggak sengaja." Laki-laki itu menyerahkan buku yang ia ambil kepada Bella.

"Nggak papa, gue nya juga yang nggak ngeliat jalan tadi."

"Nama lo Senja Zetana Arabella?"

"Iya, kok tau?"

"Nggak sengaja ngeliat di buku lo."

Bella mengangguk pelan. "Ya udah, gue duluan ya, makasih udah bantu gue ngerapiin buku."

Bella melangkahkan kakinya namun karena ada yang memanggilnya, ia terpaksa harus berhenti.

"Lo lupa ya sama gue?" Laki-laki tadi berjalan menghampiri Bella.

"Emangnya kita pernah saling kenal?"

"Gue Rasyad Ragrawira."

"Hah? Serius? Ya ampun! Maaf lo beda banget sekarang, gue jadi nggak kenal." Bella terkekeh pelan.

"Lo anak Kedokteran?"

"Iya."

"Ternyata niat lo emang nggak main-main ya Bell? Dari zaman SMP udah suka banget mempelajari tentang Kedokteran."

Bella tersenyum. "Lo ngambil jurusan apa?"

"Hukum, tadi gue cuma ada urusan aja makanya mampir ke sini."

"Lo udah punya pacar ya?"

"Udah."

"Senja." Jingga meraih tangan Bella, membuat Bella mengerutkan keningnya.

"Itu pacar lo?"

"Bukan."

"Apa sih Ga?"

"Ikut gue." Jingga menarik tangan Bella untuk menjauhi Rasyad sedangkan Bella terus saja menggerutu karena kesal dengan sikap Jingga.

"Lo apaan sih Ga?! Ngapain narik-narik tangan gue gini? Gue kan lagi ngobrol!"

"Lagian lo juga nggak ada hak buat melarang gue deket-deket sama cowok mana aja karena lo bukan siapa-siapa gue lagi."

"Dia juga cuma temen lama gue dan gue baru ketemu dia lagi sekarang, salah gitu kalo gue ngobrol sama dia?"

"Nggak salah, tapi sikap lo yang salah Senja. Lo beda banget, ramah sedangkan sama gue selalu jutek, dikit-dikit marah."

"Ya itu karena lo nya nyebelin!"

"Emang kapan sih gue nggak nyebelin di mata lo? Bahkan di saat gue berusaha menghibur lo pun tetep dianggap nyebelin."

"Kenapa lo nggak pernah bisa menghargai
cowok yang suka sama lo Senja?"

"Gue nggak pernah sekali pun minta lo buat suka sama gue, dari awal gue kan udah mati-matian nolak lo, tapi lo malah semakin gencar mendekati gue. Kita deket juga berawal dari paksaan Ga, terus gue salah gitu kalo bersikap kayak gini?"

"Lo egois Sen. Kalo emang lo nggak suka sama gue kenapa lo nerima gue?"

"Dulu lo bilang lo sayang sama gue, lo minta gue biar nggak pernah meninggalkan lo. Sikap gue ke lo selama ini masih kurang? Apa gue masih nggak bisa jadi satu-satunya orang yang lo suka? Jadi satu-satunya cowok yang lo inget setiap kali ada apa-apa."

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now