45 • Goresan Luka

429 45 8
                                    

"Ketika dunia tidak berpihak kepadaku maka aku masih bisa mengatasinya, tetapi ketika seorang Ibu yang tidak berpihak kepadaku, maka aku telah kehilangan duniaku dan semangat untuk tetap bangkit."

-Alieen Auristella

kalian udah liat info di wall aku blm?

kalo blm, bisa dicek sekarang yaa, huhu aku takut banget ga ada yg beli dan ngecewain penerbitnya :(

~Jingga dan Senja~

Bella merenggangkan ototnya terutama pada bagian leher sehingga menimbulkan bunyi, sebenarnya hal itu sangat tidak dianjurkan karena bisa saja ketika ia melakukan itu saraf di bagian lehernya menjadi bermasalah tetapi hal itu mampu mengurangi rasa lelahnya setelah seharian bekerja.

Bella mengerutkan keningnya ketika matanya tidak sengaja menangkap sosok perempuan yang sudah sangat ia kenal tengah berbincang dengan salah satu dokter di rumah sakit tempatnya bekerja. Bella memilih untuk terus mengamati dan menunggu keduanya selesai berbincang karena ia berpikir bahwa Stella ingin bertanya perihal lowongan kerja.

"Hai Stell."

Stella tampak terkejut ketika Bella muncul di hadapannya.

"Lo ngapain di sini?"

"Ada juga gue yang nanya, lo ngapain di sini? Kalo gue ya wajar aja, gue kerja di rumah sakit ini."

"Lo mau ngelamar di sini juga ya Stell?"

"Nggak."

"Terus kenapa? Lo sakit? Atau keluarga lo yang sakit?"

"Nggak apa-apa Bell." Stella mengulas senyumannya namun, Bella bisa melihat jelas wajah cemas yang ditunjukkan olehnya.

Bella menganggukkan kepalanya, matanya sesekali melirik ke arah tangan Stella yang menggenggam erat sebuah amplop berwarna putih, amplop yang biasa didapatkan oleh seorang pasien setelah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tubuhnya.

Stella mengulas senyumannya. "Gue duluan ya! Masih ada urusan, semangat kerjanya Bella!"

Stella berjalan dengan sedikit terburu-buru dan Bella merasa ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.

"Stella!" panggil Bella ketika ia berhasil mengejarnya.

"Apa lagi?"

"Kayaknya lo nggak sengaja jatohin sesuatu."

Stella melihat ke arah benda-benda yang digunakannya sebelum akhirnya matanya membelalak ketika menyadari bahwa amplop tadi tidak ada di dalam tasnya. Ia yakin amplop itu jatuh ketika sedang ia masukkan ke dalam tas.

"Ini kan yang lo cari?"

Stella langsung mengambil alih amplop tersebut dari tangan Bella. "Lo liat?"

"Ya iya, kalo nggak liat gue nggak akan ngasih tahu lo."

"Maksud gue, lo baca isinya?"

"Nggak."

Stella menghela napasnya, raut wajahnya terlihat sedikit tenang.

"Nggak semua maksudnya."

"Bella!"

"Kita duduk di sini dulu." Bella menuntun Stella ke arah kursi taman.

"Harusnya lo jangan main asal lihat isinya gitu aja dong! Ini kan privasi!"

"Lo baca yang bagian apa aja?"

"Stell."

"Udah, sekarang lo lanjut kerja aja, gue juga masih ada urusan!"

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Onde histórias criam vida. Descubra agora