12 • Mental Health

708 50 2
                                    

"Cinta, kasih sayang serta dukungan bisa membuat mental seseorang lebih terjaga."

*selamat hari kesehatan mental sedunia, telat 1 hari ga papa lah ya hehe, semoga kalian bisa menangkap pembelajarannya walaupun part ini  singkat

~Jingga dan Senja~

"Senja mau jalan sama Al?"

Bella merapikan beberapa buku agenda beserta catatannya kemudian memangkunya dengan menggunakan tangan kanannya.

"Nggak papa kan Ga? Cuma buat bikin tesis kok."

"Kenapa harus Al?"

"Soalnya tantenya dia salah satu dokter di rumah sakit itu."

Jingga menghela napasnya. "Yaudah deh, jaga diri ya Senja kalo diapa-apain teriak terus telpon gue, oke?"

"Iya Ga."

"Jangan terlalu deket-deket! Jaga jarak 1km!"

"Jauh amat Ga." Bella terkekeh pelan.

"Kalo udah selesai langsung pulang ke kosan ya? Jangan jalan-jalan sama dia!"

"Iya Jingga, bawel banget sih."

"Gue duluan ya Ga! Dadah!"

Bella berjalan menyusuri koridor rumah sakit jiwa di daerah Depok, sesekali ia melihat ruangan yang tertutup rapat. Ia memutuskan untuk mengangkat tema tentang kesehatan mental untuk dijadikan bahan tesisnya. Sebenarnya tesis biasa dibuat oleh mahasiswa ketika menuju akhir untuk mendapatkan gelar sarjana tetapi karena ia tertarik dengan cara pandang masyarakat Indonesia mengenai kesehatan jiwa seseorang maka ia memutuskan untuk membuat tesis walaupun ia juga mulai disibukkan dengan berbagai materi kedokteran yang membuat waktunya tersita habis.

"Kok lo udah mau bikin tesis aja sih Bell?"

Bella menoleh ke arah Al yang saat ini sedang berjalan di sebelahnya, tujuannya adalah untuk menemui dokter Sinta yang notabene-nya adalah tante dari Al.

"Iya jadi gue dikasih tantangan gitu sama dosen buat bikin tesis, terserah mau ngangkat tema apa aja dan kalo gue berhasil IPK gue di semester ini bakalan bagus dan lebih tinggi lagi dari IPK gue di semester-semester sebelumnya, lagian gue juga emang pengen bikin tesis kayak gini karena ya menarik aja gitu."

"Gue bahkan buat mempelajari materi kedokteran aja udah pusing Bell, lo lagi malah nambah-nambahin nerima tantangan kayak gini." Al terkekeh pelan.

"Selagi bisa dan masih punya cukup waktu kenapa nggak? Lumayan juga kan jaminannya IPK."

"Hallo tante! Apa kabar?" Al menyapa seorang perempuan yang masih terlihat muda kemudian dibalas senyuman olehnya.

"Kenalin, ini Bella yang kemarin aku bilang."

Bella menjabat tangan dokter muda itu. "Bella."

"Langsung aja yuk Bell! Sekalian keliling di sekitar rumah sakit juga biar kamu tau aktivitas apa aja yang biasa mereka lakukan selama di sini."

"Iya dok."

"Panggil tante aja."

"Al kamu tunggu di sini aja ya? Atau di taman, terserah kamu lah pokoknya!"

"Makanan lah tan."

"Beli sendiri!"

"Kamu kenapa mau mengangkat tema kayak gini Bell?"

"Aku cuma mau bikin cara pandang orang berubah tan, banyak orang yang selalu salah mengartikan, padahal orang itu masih dalam tahap stress atau depresi karena tekanan tertertentu cuma karena dia suka menunjukkan gejala aneh jadi banyak orang yang menganggap dia gila, akhirnya dia kurang mendapat dukungan dari orang sekitar. Aku pikir hal kayak gitu justru malah jadi faktor penyebab mereka mengalami gangguan mental yang berat, iya nggak tan?"

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now