44 • Cara Pandang

390 43 6
                                    

"Dari sekian banyaknya manusia di dunia, hanya kamu tempat berlabuh ternyamanku."

dikit lagi menuju ending huaa
aku up nya lama2in aja kali ya 😏

selamat membaca fren

~Jingga dan Senja~

"Ada pasien baru di UGD Bell, katanya sih kecelakaan parah. Coba lo cek dulu, gue masih ada pasien yang harus ditangani soalnya."

Bella mengangguk dan mengambil stetoskop yang semula ia letakkan pada mejanya. Ia berjalan dengan cepat agar bisa segera sampai di ruang UGD. Ia mendapati pasien laki-laki yang saat ini sedang berusaha menahan sakit di tubuhnya, darah masih membanjiri bagian wajah dan juga beberapa bagian tubuh lainnya. Bella sedikit menggeram karena tidak ada yang membersihkan luka-lukanya.

"Sus, ini kenapa nggak ditanganin dulu? Kalo sampe infeksi gimana?"

"Iya, maaf dok tadi lagi banyak pasien. Saya benar-benar minta maaf karena tidak langsung membersihkan lukanya."

"Ya sudah, sekarang kamu ambil alat-alat dan bersihkan lukanya."

Bella menghampiri pasien tersebut dan menyapanya meskipun ia tahu bahwa hal itu tidak terlalu dibutuhkan oleh si pasien.
Bella mengecek kondisi tubuh laki-laki itu kemudian ia berhenti pada bagian kakinya.

"Maaf mas tapi sepertinya anda mengalami patah tulang. Jadi untuk lebih jelasnya lagi, saya akan melakukan rontgen terlebih dahulu."

"Sus, tolong bersihkan luka-lukanya dulu ya?"

"Baik dok."

Setelah selesai menangani pasien korban kecelakaan dan menunggu sampai beberapa menit, Bella meminta kepada salah satu dokter spesialis untuk melakukan rontgen terhadap pasien tersebut guna memastikan bahwa dugaannya tidak salah. Untuk saat ini, jabatannya di rumah sakit memang masih sebagai dokter umum karena ia belum melanjutkan pendidikan dokternya sehingga untuk masalah seperti itu, ia hanya bisa mengajukan rujukan kepada dokter spesialis yang sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien.

Bella mendudukkan tubuhnya di ruang kerja tempat di mana ia dan teman-temannya berkumpul. Hari ini pasien cukup banyak sehingga hampir tidak ada kata istirahat.

"Gila Ga! Lo gercep banget nanganinnya, kalo tadi nggak ada lo nih ya, gue pasti udah kewalahan."

"Lebay."

Jingga meletakkan minuman yang sengaja ia beli ketika ada waktu istirahat kemudian memberikannya kepada Bella. Kebetulan, keduanya memang berhasil diterima di rumah sakit yang sama. Entah ini takdir atau apa sejak SMA sampai kerja, keduanya tidak pernah terlepaskan.

"Diminum dulu, kamu kelihatan capek banget kayaknya."

Bella tersenyum dan menerima minuman itu dengan senang hati. "Makasih Ga."

"Denger-denger hubungan kalian ini udah hitungan tahun, tapi kok manggilnya masih aja pake nama. Nggak ada kata sayang atau beb gitu?"

"Senja nya geli kalo dipanggil begitu."

"Cewek gue kalo manggil gue panjang banget 'my baby honey sweety, ayang darling yang paling aku sayang."

Jingga bergidik ngeri membayangkan Bella menyebutnya dengan panggilan seperti itu. "Gue kalo nemu cewek yang manggil gue gitu, langsung gue putusin. Merinding banget gila!"

"Lo mah enak Ga, punya modal ganteng cewek mana aja juga mau sama lo, kalo gue? Muka pas-pasan gini, kalo gue putusin pacar gue yang sekarang susah lagi nanti dapetnya."

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Where stories live. Discover now