01

2.3K 191 84
                                    


Hai aku balik lagi. Bawa cerita baru. Semoga kalian suka!

Happy reading^_^

***

Seorang gadis dengan mata bulat tengah berlari dengan terburu buru melewati koridor sekolahnya. Dirinya baru saja dari mading untuk mencari tahu dimana kelasnya berada. Bel sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu.

Dia--Aulia Andini. Gadis 16 tahun dengan wajah yang tidak bisa dibilang cantik dan juga tidak bisa dibilang jelek. Alias lumayan. Lahir dari keluarga sederhana. Masuk ke SMA Taruna lewat jalur beasiswa. Kedua orangtuanya sudah berpisah sejak dirinya masih kecil. Anak kedua dari dua bersaudara.

Dulu saat dirinya masih SMP. Banyak yang sering mem-bullynya. Selain karena dirinya tidak cantik. Juga karena warna kulitnya yang sedikit gelap serta postur tubuhnya yang pendek. Dulu mungkin dirinya akan diam saja ketika dibully. Menurut nya tidak ada gunanya melawan. Lagipula yang sering mereka katakan memang benar adanya.

Bohong jika dirinya tidak sakit hati. Memang perempuan mana yang tidak sakit hati ketika fisiknya dijadikan bahan bercandaan? Memang perempuan mana yang tidak sakit hati ketika dipandang sebelah mata oleh orang lain? Lupakan. Itu kisah nya dulu. Kali ini Aulia berniat berubah.

Cewek itu bertekad tidak akan diam saja ketika dibully. Ia akan melawan. Ia tak mau dipandang lemah. Ia juga tak mau terus memikirkan 'kata orang' hingga membuat mentalnya tertekan. Doakan semoga Aulia bisa.

Aulia ngos-ngosan. Gadis itu sudah berada di depan kelas bertuliskan  X IPS 1. Bukanya langsung masuk ke dalam kelas. Aulia malah memasang wajah cengonya. Dirinya masih tidak menyangka bisa masuk ke dalam SMA favorit di kotanya. Yah, walaupun lewat jalur beasiswa. Aulia tetap bangga.

"Heh, kamu ngapain disini? Sana masuk!"

Aulia menoleh mendapati seorang guru laki-laki dengan kepala botak tengah menyorot nya. Aulia nyengir kemudian mengangguk. Gadis itu masuk ke dalam kelas dangan santainya. Mengabaikan berbagai tatapan dari teman sekelasnya. "Hai semua. Hai Ucup, hai Indra," sapa Aulia sembari tersenyum senang. Aulia belum banyak memiliki teman. Bahkan temannya sekarang hanyalah Ucup dan cowok di samping Ucup yang bernama Indra.

"Hai titisan jin," balas Ucup dan Indra kompak seraya melemparkan senyum.

Aulia mengayunkan kakinya menuju bangku kosong di depan meja ucup dengan senyum yang senantiasa terbit dari bibir mungilnya.

"Lama banget lo datangnya," bisik Ucup seraya mendudukkan bokongnya di samping Aulia.

Aulia menoleh sekilas lalu mengerucutkan bibirnya. "Telat ih gue, gara-gara semalem begadang baca Wattpad," ungkap Aulia.

Indra menggelengkan kepalanya heran. Ia memang baru mengenal Aulia beberapa hari. Namun kedua cowok itu tau kalau Gadis di depannya ini suka sekali membaca di aplikasi Wattpad.

Saat ditanya. kenapa Aulia menyukai aplikasi itu?. Gadis itu menjawab dengan entengnya kalau banyak cogan di dalamnya. Kadang Indra dan Ucup dibuat bingung. Mana bisa cogan masuk ke dalam aplikasi?

"Lo sih, Wattpad teros," kesal Indra. Dibalas dengusan kasar dari Aulia. Aulia mengalihkan atensinya ke depan.

Guru botak bernama Sandi itu meletakkan beberapa buku ke atas meja. Kegiatanya tak luput dari mata bulat milik Aulia. "Pagi anak-anak."

"Pagi Pak," jawab murid-murid kompak.

"Oke anak-anak selamat datang di kelas X IPS 1," ujarnya.

"Saya Sandi Wicaksono. Guru yang mengampu mata pelajaran sejarah akan menjadi wali kelas kalian," sambungnya membuat beberapa anak melotot tak terima. Terutama Aulia, Ucup, dan Indra.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now