21

283 53 18
                                    

Hai aku up lagi!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Minggu ini Aksa memutuskan mengajak Aulia pergi ke taman dekat rumahnya. Aksa sengaja mengajak Aulia jalan. Tadinya Aulia menolak karena cewek itu harus membersihkan kandang Dugong. Namun Aksa meminta Aulia untuk menundanya dulu. Aksa juga berjanji akan membantu Aulia nanti.

"Nih yang," ucap Aksa. Aulia mendongak. Menerima sodoran ice crime yang diberikan Aksa.

"Panas banget," keluh Aksa mengipasi wajah dengan tangannya.

"Pulang aja yuk," ajak Aulia. Baru dua puluh menit mereka berada di taman. Cewek itu sudah dilanda bosan.

"Mau pulang emang?" tanya Aksa.

Aulia tidak mengangguk tidak pula menggeleng.

Kruyuk kruyuk

Suara menyebalkan yang Aulia tahan sedari tadi malah keluar membuatnya meringis. Di sampingnya Aksa terkekeh.

"Kita cari makan dulu aja!" Ajak Aksa menarik pergelangan sang pacar menuju parkiran.

Aulia menurut saja.

"Mau makan apa?" tanya Aksa lagi-lagi. Cowok itu tengah membantu memakaikan helm pada Aulia. Aulia sendiri, masih sibuk memakan ice crime-nya

"Seblak," ujar Aulia cepat dibalas gelengan tegas dari Aksa.

"Enggak."

"Tapi aku mau seblak Sa," rengek Aulia mengguncang pelan lengan Aksa.

"Gaboleh Aul," peringat Aksa.

"Sayang plisss," ucap Aulia dengan puppy eyes-nya.

Aksa kembali menggeleng. "Enggak."

"Yaudah aku beli sendiri aja," kesal Aulia hendak melangkah namun dengan cepat Aksa menahan lengan sang kekasih.

"Yauda iya, asal jangan yang pedes."

"Kalo ga pedes ga mantep," misuh Aulia, berharap Aksa mau mendengarkan harapan anak pecinta seblak garis keras ini.

Aksa kembali menggeleng dengan tatapan tajamnya. "Yauda gausah."

Aulia tambah misuh-misuh. "Iya iya, ga pedes." Aulia mengalah pada akhirnya.

Aksa mengacak rambut Aulia pelan. "Nah gitu dong. Nurut."

Aulia tersenyum manis. Setiap Aksa mengacak rambutnya, Aulia selalu merasa ada sesuatu yang menekan perutnya. Aulia kesulitan bernafas, namun sebisa mungkin Aulia menyembunyikan kegugupannya.

Setelahnya, kedua sejoli itu segera melesat ke tukang seblak. Kali ini Aksa mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Aulia tidak memeluk pinggangnya membuat Aksa melirik Aulia lewat spion. Gadisnya itu sedang memegangi perutnya sembari meringis. Apa perut Aulia sakit karena sudah kelaparan?

Setelah sampai ke warung seblak terdekat. Aksa melirik cemas Aulia. "Gamau makan nasi dulu?"

"Aksa, ayo pulang aja!" Ajak Aulia memelas. Cewek itu mati-matian menahan rasa sakit di perutnya.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now