36

148 38 22
                                    


Ku lagi ultah nih kak. Gada yang mau kasi selamat gitu? wkwkwk.

Kalo ada typo bilang ya!

***

"Gak ada hubungan yang mulus di dunia ini. Namanya juga hubungan, ya pasti banyak masalah. Kalo banyak biji wijen ya onde-onde."

_MuhammadAksaDirgantara_

***

Aksa menatap malas pada guru yang tengah mengajar di depan. Rasanya ingin segera pulang. Cowok itu sudah rindu pada Aulia. Tangan kanannya masih setia memegang ponsel di dalam laci meja. Aksa menghela nafas gusar saat gadisnya itu hanya melihat pesan yang Aksa kirimkan tanpa membalas. Hari ini Aksa duduk bersama Ucup. Cowok berjambul itu sibuk ngupil di sampingnya. Sesekali upilnya ia elapkan pada bagian bawah meja.

Aksa menginjak kaki Ucup membuat cowok itu memekik kaget.

"Kenapa Ucup?" Tanya guru di depan.

Ucup nyengir. "Gakpapa Bu, mau upil?" Tawarnya menunjukkan jari telunjuknya yang tertempel upil di sana.

Kelas mendadak riuh oleh tawa sedangkan guru di depan hanya memasang senyum masam. Ia harus meningkatkan kesabaranya saat menghadapi Aulia dan gengnya. Pasti tidak ada yang bener. Isinya anak stres semua. Kecuali Nisa, mungkin. Guru-guru disini juga banyak yang dibuat heran kenapa seorang es berjalan seperti Nisa mendapatkan teman seperti Aulia dkk yang jelas-jelas anak dengan otak kurang satu ons semua. Wallahu alam.

"Tidak, terimakasih," jawab guru itu kemudian meminta para siswa agar tenang kembali melanjutkan pelajaran.

Ucup melirik Aksa malas. "Apaan sih? Ganggu aja orang lagi nyari berlian."

Aksa tercengir. "Gue mau bolos hari ini, bosen. Lo mau ikut gak?"

Ucup tampak menimang. Melirik kedua kampret lainnya yang duduk di belakang mereka. Indra dengan posisi kepala masuk ke dalam tas asik tertidur sedangkan Dimas duduk tegak mengangkat satu buku menutupi seluruh wajahnya padahal dirinya juga sedang memejamkan mata.

"Ngikut aja gue mah," ucap Ucup santai. "Tapi kalo si Aul marah jangan salahin gue," lanjutnya membuat Aksa bergidik ngeri.

Aksa menggeleng pelan. Menumpukan dagu dengan kedua tangan bosan. "Gajadi lah, ngeri gue kalo si Aul udah ngamuk."

Ucup mengangguk, lanjut mengupil pada lubang hidung bagian kiri setelah bagian kanan terasa bersih. "Ngikut aja gue. Lo jadi, gue ikut. Lo gajadi Yauda gue lanjut ngupil," sahutnya.

"Ngikut mulu lo kek gak ada prinsip. Kalo gue lompat ke sumur lo mau ikut?"

"Ikut tahlilan, lumayan makan gratis," jawab Ucup menyebalkan.

"Sembarangan, gue kentutin juga nih," ancaam Aksa sedikit memiringkan tubuhnya. Mengangkat pantat mengancam.

Ucup merotasikan bola matanya malas. "Bodo amat, nih ngomong sama upil gue," jawabnya kembali menyodorkan upil di tanganya.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sektiar sepuluh menit yang lalu. Namun SMA Taruna masih penuh oleh siswa-siswi yang masih ada keperluan lain.

AULIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang