07

534 80 8
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Aksa merasa gundah gulana. Cowok itu merasa gelisah. Telapak tangannya terasa dingin. Setelah meminta maaf dan mengakui kesalahannya Cowok itu Takut Saras dan Arga akan memarahinya. Tapi fakta yang ia temukan berbeda dengan apa yang sedari tadi ia gelisah kan.

Aksa merasa semakin menyesal. Cowok itu kini merasa sangat bersalah pada Aulia. Ia kira Saras dan Arga akan memarahinya habis habisan karena Aksalah orang yang paling sering membuat Aulia terluka entah itu fisik maupun mentalnya. Tapi dugaannya salah. Ketiga orang itu bahkan memperlakukan nya dengan sangat baik. Diperlakukan layaknya raja. Aksa jadi tidak enak sendiri. Bagaimana bisa orang orang ini bersikap sangat baik padahal mereka tau apa yang sudah Aksa lakukan terhadap Aulia?

Keempat orang itu kini tengah duduk berhadapan di ruang makan milik keluarga Aulia. Aksa duduk canggung sembari mencoba mengukir senyum ketika matanya bertubrukan dengan mata indah milik Aulia.

Aulia memilih memalingkan wajahnya. Malu sekali jika mengingat kejadian beberapa jam lalu.

Arga menepuk pelan bahu Aksa. "Maaf ya. Adanya cuma ini," ucap Arga tak enak hati.

Aksa menggeleng kemudian tersenyum tipis. "Ini lebih dari cukup bang."

Pasti Arga mengira kalau dirinya tidak makan karena tidak terbiasa. Bukan karena itu Aksa tak memakan-makanan nya. Cowok itu enggan makan karena Saras sedari tadi menatapnya sembari tersenyum manis. Membuat Aksa mati kutu.

Sepersekian detik kemudian. Aksa dengan lahap memakan makanan di piringnya. Tadinya Aksa ragu. Masih malu-malu monyet. Tapi ketika mencoba satu kali suapan. Mata Aksa berbinar. Rasanya enak. Walaupun hanya sup, sambal terasi, dan tempe. Rasa makanan ini bahkan mengalahkan makanan yang dimasak pembantu di rumahnya.

Saras tersenyum lega ketika melihat Aksa menyukai makanan yang ia sajikan. Aulia terkekeh geli melihat bibir Aksa yang blepotan sambal. "Dih, kaya enggak pernah makan aja lo," celetuk Aulia.

Cewek dengan rambut sebahu itu langsung mendapatkan selera makan nya ketika melihat tingkah lucu Aksa. Aulia mulai memasukan makanan ke dalam mulutnya.

Disampingnya Arga hanya geleng-geleng kepala. Sesekali cowok dengan lesung pipi itu melirik adiknya yang memperhatikan objek di depannya dengan senyum tipis.

Saking cepatnya Aksa makan. Cowok itu sampai lupa minum. Wajah nya kini memerah karena kepedasan. Telinganya juga ikut memerah.

"Huahhh," Aksa membuka mulutnya lebar-lebar menghilangkan rasa pedas yang menjalar di bibirnya.

Aulia ngakak. Arga ikut tertawa. Cowok itu menepuk bahu Aksa yang berada di samping nya cukup keras. "Gila. Lo makan kaya orang kesetanan njir."

Aksa abaikan. Aksa melirik Saras yang ikut tertawa. Aksa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Aksa semakin merasa tidak enak. Cowok itu makan banyak. Mana di rumah orang lagi.

Seakan mengerti tatapan Aksa Saras hanya menggeleng pelan. "Enggakpapa le, anggep aja rumah sendiri. Ayok makan lagi yang banyak. Nanti kalo habis, ibu masakin lagi," ucap Saras sembari tersenyum manis.

Aksa tak enak hati. Cowok itu menggeleng. Namun matanya jelas-jelas melirik pada sambal terasi yang tampak menggoda iman nya. Cowok itu sedang dilanda bingung. Kalau ia memilih untuk mengikuti rasa malunya. Maka Aksa akan menyesal karena tidak bisa menghabiskan makanan itu lezat itu. Tapi kalau Aksa memilih makan. Aksa takut di cap tidak tahu diri oleh Saras maupun Arga. Kalau Aulia sih tak masalah.

AULIA [On Going]Место, где живут истории. Откройте их для себя