26

212 49 16
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

"Lo ada masalah apa si sama cewek gue?" Geram Aksa memelototi Zika yang duduk anteng di bangkunya.

Sejak sepuluh menit yang lalu Aksa dan ketiga cowok itu terus saja mengintrogasi Zika. Mereka tidak akan membiarkan gadis itu menganggu ketenangan Aulia. Namun gadis dengan nama yang diawali dengan huruf Z itu hanya diam tanpa menyahut. Sesekali matanya menatap sendu ke arah Aksa.

"Bisu lo?" Sinis Ucup.

"Tanam tanam ubi. Tak perlu dibaje. Diem mulu lo babi mending kita gelud saje," senandung Indra santai. Namun mata tajam cowok itu sama sekali tidak teralihkan dari sosok setan berwujud manusia itu.

"Jawab," kesal Aksa. Nadanya meninggi. Aksa sudah tidak bisa bersabar lagi.

Zika menatap nyalang Aksa dan ketiga manusia lain. "Lo pada kenapa sih? Belain anak itu terus?"

Alis Aksa terangkat sinis. "Gak salah lo, nanya gitu?"

"Jelas lah. Dia temen kita, lo berani macem-macem sama dia. Lo berurusan sama kita," sentak Indra ikut kesal.

"Gue pacarnya," sahut Aksa tak terima dibalas tatapan jengah dari yang lain. Gitu doang marah.

Zika hiraukan. Tangan gadis itu terulur menyentuh lengan Aksa. Namun langsung di tepis kasar oleh sang empu.

"Apasih!"

"Gatel," cibir Dimas.

"Sa, lo kenapa sih selalu belain Aulia? Apasih bagusnya dia?" Zika berujar kesal. Matanya sedikit berkaca-kaca.

"Dia pacar gue!" Tegas Aksa.

"Kamu buta apa gimana si Sa? Cantikan juga aku," dengus Zika.

"Cantik apanya anjir. Mirip badut gitu," sahut Ucup kemudian terbahak.

"Mirip boneka Mampang Jing," timpal Indra.

Zika melotot. "diam! Gue ga ngomong sama kalian."

"Emang kita ngomong sama lo?" Celetuk Dimas santai membuat Zika semakin kesal.

"Sa, aku cinta sama kamu," ungkap Zika kembali meraih tangan Aksa. Matanya menatap Aksa sedih.

Aksa diam. Tidak lagi menepis tangan Zika. "Terus?"

"Aku mau kamu jadi pacar aku," ajak Zika mengedipkan matanya.

"Gatel banget cih," decih Indra menatap Zika jijik.

"Jadi? Lo bikin gadis-gue celaka karena ini?" Tanya Aksa menaik turunkan alisnya.

Zika menatap Aksa tajam. "Sa, gue suka sama lo udah lama. Kapan sih lo nengok ke gue."

Aksa melepaskan tangan Zika. "Gausah ngimpi."

"Aksa, plis." Ucapan Zika melirih. Satu tangannya mengepal kuat.

Zika sudah tertarik dengan Aksa sejak pertama kali Zika melihat Aksa. Zika selalu memperhatikan Aksa dari jauh. Mengumpulkan keberanian selama berminggu-minggu untuk mengungkapkan perasaan nya.

Tidak salah bukan, jika perempuan dulu yang menembak laki-laki?

Namun keinginanya harus ia pendam dan lupakan begitu saja saat mengetahui Aksa sudah memiliki seorang kekasih. Yang membuat Zika semakin geram. Kenapa harus Aulia yang menjadi pacar Aksa? Gadis yang tidak memiliki aura kecantikan sama sekali. Zika sangat membenci Aulia.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now