10

489 72 4
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Aulia terus mengumpati Aksa dari jok belakang. Cowok itu mengendarai motor seperti orang kesetanan membuat Aulia mau tak mau memeluk pinggang Aksa.

Motor Aksa memelan saat sudah memasuki area parkir sebuah cafe. Setelah mengantarkan cewek itu pulang. Aulia langsung berganti pakaian. Tadinya Aulia hendak meminta Arga untuk mengantarnya bekerja. Namun Aksa memaksa mengantarnya dengan alasan jika Aulia menolak maka ponsel miliknya tidak akan dikembalikan.

Aksa tersenyum tipis saat mengetahui cafe tempat Aulia bekerja adalah salah satu cafe milik ayahnya. Kenapa Aksa baru mengetahuinya?. "Turun lo. Betah banget lo peluk-peluk gue."

Aulia mendengus kasar. Jujur saja Aulia tak pernah naik motor dengan kecepatan diatas rata-rata. Arga selalu mengutamakan keselamatan. Berbanding terbalik dengan Aksa. Aulia menghela nafas panjang mencoba menetralkan detak jantung yang tidak beraturan.

Cewek itu turun dari motor Aksa sembari menggembungkan pipi kesal. "Gue itu mau kerja ya setan, bukan mau setor nyawa."

Aksa tertawa renyah.  Raut wajah itu. Aksa menyukainya.

"Masih mending gue mau nganterin lo," ucapnya diakhiri kekehan geli.

"Iyain aja lah umur gada yang tau. Mana hp gue," tagih Aulia dengan menodongkan tangannya.

Aksa menggeleng pelan. Tangan cowok itu terulur melepaskan helm yang di gunakan Aulia. Gerakan tanpa aba-aba itu membuat Aulia menahan nafasnya beberapa detik. Jantungnya semakin menjadi. Oke Aul. jangan baper!

"Nih," ujar Aksa memberikan ponsel Aulia. Namun ketika Aulia hendak mengambilnya Aksa dengan cepat menyembunyikan nya di belakang tubuhnya.

Aulia mengeram kesal. Sudah habis kesabaranya. Niat hati ingin menggeplak kepala Aksa cewek itu malah mengaduh. Lupa jika Aksa masih memakai helm.

"Aduh."

Tawa Aksa mengudara. Mengambil sebelah tangan Aulia lalu mengusapnya lembut. "Nahkan, kualat lo bocil."

Aulia memalingkan wajahnya. Aulia takut wajahnya memerah seperti di cerita wattpad yang pernah dia baca. "Cepetan Sa. Gue udah telat," ucapnya melirih.

Oke Aul jangan baper! Ingat Aksa itu anak setan yang udh ngebully lo bertahun-tahun! Inget gak boleh baper!

Aksa kembali tersenyum gemas. Cowok itu akhirnya memberikan ponsel milik Aulia. Bukan ucapan terimakasih yang Aksa dapat. Aulia malah menendang kaki Aksa lalu berlari memasuki cafe.

Aksa mengusap dadanya pelan. Desiran aneh itu kembali. Apa iya Aksa menyukai Aulia?

"Kalo kamu mau tau kamu suka sama orang itu atau enggak. Coba menjauh sebentar, nanti kamu bakal ngerasain apa yang namanya rindu. Kecuali kalo kamu beneran ga suka. Kamu ga akan ngerasain apa-apa."

Aksa jadi teringat ucapan sang mama tempo hari lalu. Baiklah nanti akan Aksa coba. Aksa kemudian menghidupkan mesin motornya meninggalkan area cafe. Aksa tidak sabar ingin meminta penjelasan sang ayah perihal Aulia yang bekerja di cafe milik ayahnya.

***

"Dianterin siapa tuh," goda Liora---teman kerja Aulia.

Aulia menggeleng malu membuat Liora gencar menggodanya.

"Cie Aul sekarang udah pacaran ya? Udah gede ternyata," ucapnya diakhiri kekehan geli.

Aulia mendengus cewek itu memukul lengan Liora salah tingkah. Aulia kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa ia mudah sekali baper dan salah tingkah seperti ini.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now