40

75 22 5
                                    

Hai? gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya!

Aku up nih setelah sekian lama wkwk.

Jangan lupa pencet bintang biar aku makin semangat lanjutin ceritanya!

Kalo ada typo bilang ya!

***

Aulia duduk gelisah di bangkunya, kakinya tidak bisa diam membuat Nisa yang duduk di sebelahnya cukup terganggu.

"Ck, kaki lo bisa diem enggak?!"

Gadis berwajah datar itu tak tahan juga untuk tidak mengomel, Aulia melirik nisa sekilas. Mata gadis itu berkaca-kaca membuat Nisa keheranan.

"Lo kenapa?" Tanya Nisa khawatir. Tidak biasanya si datar itu perduli. Namun sudah tiga hari terakhir Aulia terlihat murung membuat Nisa tidak tega.

Mata Aulia menatap bangku Aksa yang kosong tak berpenghuni. Entah kemana kekasihnya itu pergi. Nomor Aulia di blokir tanpa sebab  setelah memutuskan hubungan secara sepihak. Padahal tadinya hubungan mereka baik-baik saja. Aksa juga keluar dari grup yang berisikan dirinya dan teman temannya. Nomor teman-temannya yang lain pun ikut di blokir.
Aulia sudah berusaha datang ke rumah Aksa untuk meminta penjelasan. Namun gadis itu harus menelan kecewa karena saat itu di rumah Aksa sedang tidak ada orang.

"Aksa masih belum ada kabar?" Tanya Nisa seakan tau apa yang sedang di pikirkan Aulia.

Aulia menggeleng lemah sebagai jawaban. Gadis itu kembali larut dalam pikirannya. Seingatnya ia sama sekali tidak membuat kesalahan. Tapi kenapa Aksa menghilang tanpa kabar seperti ini. Bahkan Kinzy-- mama Aksa juga tidak menjawab pesan yang dikirim Aulia. Pesan gadis itu hanya dilihat tanpa di balas.

Nisa menghela nafas gusar. Ia bingung harus menyikapi seperti apa situasi seperti ini. "Lo yang sabar, nanti kita bantu cari tau kemana si Aksa," ucapnya sembari mengelus lembut punggung Aulia yang bergetar menahan Isak tangisnya.

"Loh loh, si Dora kenapa nangis?" Ucup bertanya dengan hebohnya. Cowok itu berjalan terburu-buru memasuki kelas. Di susul Indra dan Dimas di belakangnya. Ketiganya baru saja menyelesaikan hukuman karena lupa tidak mengerjakan tugas.

Biasanya di jam istirahat seperti ini, mereka akan menghabiskan waktu di kantin untuk sekedar mengisi perut dan besenda gurau. Namun sudah tiga hari ini semuanya berbeda. Aulia, sang gadis periang itu kehilangan senyumnya. Membuat yang lain ikut sedih melihat kondisinya.

Nisa menggeleng pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Ucup.

"Si Aksa keterlaluan banget.  Harusnya kalo dia engga bener-bener suka sama si Aul, dia enggak perlu kaya gini," celetuk Ucup kesal.

Aulia mendongak menatap Ucup dan menggeleng pelan. "Aksa pasti punya alasan kenapa dia ngilang."

"Alasan kaya apa yang lo maksud?" Tanya Ucup sinis. Sejenak membuang nafas kasar.  Ucup kembali melanjutkan ucapannya. "Kalo seandainya itu orang sakit, guru-guru juga pasti tau? lah ini, dia bahkan engga ada ijin sama sekali."

"Darimana lo tau?"

Indra yang sedari tadi hanya diam akhirnya menyahut. "Kita baru aja dari ruang guru, tanya kenapa si Aksa engga berangkat sekolah sampai berhari-hari. Tapi nihil. Engga ada yang tau kemana Aksa."

Bahu Aulia merosot. Apa maksud dari semua ini? Apa jangan-jangan memang benar apa yang dikatakan Ucup. Kalau sebenarnya Aksa hanya mempermainkan perasaannya. Tapi apa mungkin Aksa Setega itu? Aulia menggeleng kuat. Tidak, Aksa tidak sejahat itu.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now