25

222 49 28
                                    

Hai aku up lagi nih!

Oiya, Minal aizin wal Faizin. Mohon maaf lahir dan batin. Maafin kesalahan author ya. Baik yang di sengaja maupun engga :)

Gimana THR nya? Lancar? Wkwkw.

Kalo ada typo bilang ya!

Aku yakin kalian tau cara menghargai.

Happy reading ^_^

***

BYURRR

"Up, maaf sengaja." Gadis dengan rambut pirang itu menyeletuk santai.

Nisa membatu. Keningnya mengerut heran. Kenapa orang ini? Nisa tetap diam. Tanganya mengepal kuat. "Maksud lo apa?!"

"Gak ada maksud apa-apa tuh, orang gue ga sengaja," sahut gadis itu.

Keributan kedua manusia itu memicu perhatian anak-anak lain. Aulia melepaskan tautan tanganya dengan Aksa. Memilih berdiri di samping Nisa hendak melihat apa yang terjadi.

"Mau ngapain?" tanya Aksa heran.

"Mau lihat. Kamu diem aja," kesal Aulia. Aksa hanya nyengir kuda.

"Kalo lo emang ga sengaja, minta maaf coba." Nisa berujar dingin.

"Gue? Minta maaf sama anak caper kaya lo? Cih." Gadis itu berdecih sembari menatap Nisa meremehkan.

"Siapa yang lo sebut caper?"

"Lo, dan lo. Pantes sih kalian berteman. Sama-sama manusia haus perhatian." Ujarnya angkuh sambil menunjuk Aulia dan Nisa secara bergantian.

Aulia menatap heran gadis di depanya. Apa maksudnya?

"Maksud lo apa Zik?" tanya Aulia mengerutkan kening.

"Gausah sok ga ngerti. Nilai kalian bisa bagus terus karena kalian deket sama guru kan?" tanyanya.

Ohh jadi karena itu. Kalian masih ingat Zika?

"Enak aja lo. Nilai kita bagus karena hasil sendiri. Kenapa? lo iri?" Sentak Aulia tidak terima. Bisa-bisanya ia di tuduh seperti itu.

Aulia, Nisa, dan Zika. Ketiga gadis itu memang selalu mendapat nilai terbaik di kelas. Ketiganya saling bersaing dalam hal prestasi. Namun akhir-akhir ini, nilai Zika menurun drastis.

"Gausah diladenin," ucap Nisa acuh mulai melangkah hendak membersihkan seragamnya ke kamar mandi.

Mungkin dulu kalau Aulia dihadapkan di situasi seperti ini. Aulia akan memilih diam dan meninggalkan orang yang melabraknya. Tapi kali ini? Bukankah Aulia sudah berjanji akan tetap melawan.

"Apa lo bilang tadi? Iri? Sama anak caper? Ga guna," sahut Zika tak kalah sinis.

Aksa mendengus pelan. Kenapa perempuan itu mudah sekali iri?

Aksa hendak membantu Aulia namun lengannya ditahan Ucup. Dari sorot mata, Ucup melarang Aksa untuk membantu. Hendak melihat seberapa berani Aulia.

"Orang syirik pantatnya burik," sahut Aulia santai.

Zika yang mudah terpancing pun langsung emosi. Tanganya meraih rambut Aulia untuk menjambaknya. Biasalah cewe,  kalau ribut memang suka sekali dengan cara jambak-jambakan.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now