28

188 46 7
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

***

"Aduh yang, Lepasin woi. Copot nih telinga aku," rintih Aksa memelas.

Aulia dan ke-lima manusia lain kini tengah berada di salah satu taman. Tidak ingin membuat keributan di mall, Aulia langsung menarik keempat cowok dengan akhlak yang minim itu menuju taman terdekat agar lebih leluasa saat mengomel.

"Gak! Ini hukuman. Salah siapa pake ngintilin aku segala!"

"Kok aku doang yang kena hukuman? Kan bukan cuma aku doang." Aksa menyatukan kedua tangan di depan dada. Melirik sinis ketiga cowok lain yang tengah menahan tawa. Indra menggoyangkan pantatnya tanda mengejek.

"Eh, iya juga ya?"

Aulia menolehkan kepalanya ke belakang. Menatap ketiga cowok yang kini sedang berpura-pura sibuk. Ucup yang tengah menepuk-nepuk angin seperti sedang mengeksekusi nyamuk. Dimas yang bersiul sambil mendongak menatap ke atas pohon. Sedangkan Indra yang berjongkok serta mengelus-elus pinggiran kursi taman.

Nisa sendiri asik dengan ponsel sembari bersandar di pohon. Tidak perduli sekitar.

Aulia menghela nafas gusar. Menyembur Indra gemas. "Lo ngapain si Ndra? kayak orang bego."

"Apasi? Gue tuh lagi mau bertanya sama nih kursi. Pengalaman di dudukin itu gimana? Enak atau ga? Apalagi kalo yang dudukin cewek semok. Apa ga keenakan ini kursi?" Sewot Indra mendelik.

"Pffff."

Dimas dan Ucup kompak menutup mulut dengan tangan. Kelepasan.

"Dahlah gue pundung," sebal Aulia kemudian duduk di kursi taman yang sempat Indra wawancarai.

"Jangan marah dong," mohon Aksa ikut duduk di samping Aulia.

"Jangan ngambek elah. Ini semua tuh ide nya si Aksa," celetuk Indra dihadiahi tatapan tajam dari si pemilik nama.

"Halah sama aja kalian semua. Kenapa si pake acara ngikutin segala?"

"Aku cuma khawatir," jujur Aksa tulus.

Aksa memang mengkhawatirkan Aulia. Namun tindakan Aksa ini terlalu posesif bukan? Aulia juga ingin bebas. Ia hanya pergi berjalan-jalan dengan Nisa. Teman sekelas mereka. Lalu apa yang perlu dikhawatirkan?

"Aku cuma jalan-jalan Aksa," damprat Aulia sebal.

Aksa membuang muka. Ada alasan tertentu mengapa Aksa sangat menghawatirkan Aulia.

Aulia menghela. Mengambil sebelah tangan Aksa lalu mengusapnya lembut. "Aku ga akan kenapa-napa. Lagian aku udah gede. Bisa jaga diri," ucapnya lembut seraya tersenyum manis.


Aksa menatap Aulia intens. Membawa gadis-nya ke dalam dekapan hangatnya.

"Janji sama aku ya?"

Aulia mengangguk dalam dekapan Aksa. "Aku janji!"

"Uhuk uhuk anjir, keselek gajah," celetuk Ucup seraya terbatuk-batuk.

Dimas ikut menyahut. "Horor banget disini."

AULIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang