14

403 68 5
                                    


Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi satu menit yang lalu. Namun di kelas X IPS 1 masih banyak siswa yang belum pulang. Ada yang masih membahas tugas kelompok, ada pula yang masih piket, bahkan yang malah berghibah ria pun ada.

Aulia dan kawan-kawan kebetulan memang bertugas piket pada hari Senin.

Ucup menghapus papan tulis. Sedangkan Indra membawa kemoceng mulai mengelap meja. Dari meja guru sampai meja murid.

Dimas dan Aulia bertugas menyapu. Aksa dan beberapa anak cowok juga masih di dalam kelas. Entah apa yang mereka bahas.

"Aul," panggil zika---salah satu teman cewek Aulia.

Aulia yang tengah asik menyapu akhirnya menoleh. "Iya, naon?"

(Apa)

"Em, kita kan sekelompok. Kira-kira kita mau ngerjain tugas dimana?" tanya Zika pelan.

Jujur. Banyak anak cewek di kelas itu yang ragu ketika mengajak Aulia berbicara. Tentu saja karena pawang-pawangnya yang selalu berada di dekat Aulia. Jelas itu membuat mereka grogi dan malu-malu.

Aulia mengetuk dagunya dengan jari. Berfikir. "Gue ngikut aja deh."

Zika mengangguk paham. "Yauda, nanti di bahas di grup aja ya. Gue duluan," pamit Zika menarik salah satu temannya.

Aulia hanya mengangguk kecil. Cewek itu kemudian melanjutkan aktivitas menyapunya.

"Gue duluan ya Sa," pamit Rendra. Aksa hanya balas mengangguk.

Rendra langsung meninggalkan kelas disusul teman-temanya yang lain. Tampaknya tadi cowok-cowok itu sedang membahas tentang aktivitas yang akan mereka lakukan nanti malam.

"Aul, lo mau pulang bareng siapa?" tanya Ucup di sela kegiatannya.

"Gue pulang sendiri aja," jawab Aulia singkat.

"Heh gaboleh!" Protes Indra cepat.

"Iya, jangan pulang sendiri. Tinggal pilih mau pulang sama gue, Indra, atau Ucup?"

"Emm," Aulia kembali mengetuk dagunya. Kebiasaan Aulia ketika berfikir.

Membuka mulut, Aulia menjawab. "Gue pul-"

"Dia balik bareng gue," potong Aksa cepat.

Ke-empat manusia itu langsung mengalihkan atensinya pada Aksa yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Dih, siapa juga yang mau balik bareng lo?"

"Lo, lah."

"Gak. Gue gamau," tolak Aulia mentah-mentah.

"Enggak ada penolakan!"

"Dia gamau. Lo kenapa dah, kok maksa?" Ucup jengkel sendiri.

"Gue gamaksa."

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now