15

414 69 34
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalau ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Jam menunjukan pukul 06:15. Pagi ini Aulia tengah berdiri di depan pagar rumahnya. Menunggu Arga yang sedang mengeluarkan motor untuk mengantarkan nya ke sekolah.

Aulia memainkan ujung sepatunya ke tanah. Menghilangkan kegabutan yang melanda. Sudah sekitar sepuluh menit Aulia menunggu, tapi abangnya itu tak kunjung keluar.

Seorang ibu-ibu tetangga tengah menenteng belanjaannya lalu berhenti di depan Aulia.

"Eh Aul. Mau berangkat sekolah ya?" tanya ibu-ibu bernama Ani itu.

Enggak Bu, ini mau ngepet.

"Iya bu," balas Aulia dongkol. Namun tak urung  cewek itu tersenyum.

Belum sempat ibu-ibu itu menjawab sebuah motor berhenti di depan keduanya membuat dahi Aulia mengernyit.

"Ayo berangkat!"

Aulia mendengus kesal. Aksa lagi. Semenjak Aulia membebaskan Aksa untuk bermain ke rumahnya. Aksa sering sekali datang. Bahkan mainya tak tanggung-tanggung,  dari pagi sampai sore. Entah bermain PS bersama Arga, numpang makan, kadang-kadang mengajaknya jalan. Bahkan terkadang cowok itu datang hanya untuk menganggu Aulia.

Semenjak itu pula keduanya semakin dekat. Walaupun Aulia masih suka jengkel dengan sikap Aksa. Tapi tak bisa di pungkiri. Aksa selalu berhasil membuatnya deg-degan.

Membuka helm full face-nya. Aksa menyugar rambut menggunakan jari. Dibumbui terpaan angin pagi yang masih sejuk. "Ayok!" ajaknya sekali lagi.

Aulia mengangguk. Daripada harus meladeni tetangganya dan menunggu Arga yang terlalu lama. Lebih baik Aulia ngikut Aksa saja.

Aulia menerima helm yang diberikan Aksa. Kemudian cewek itu langsung naik ke atas motor Aksa.

"Duluan, Bu," pamit Aulia lalu menepuk bahu Aksa agar segera melajukan motornya.

***

Sesampainya di parkiran. Seperti biasa, Aksa selalu menjadi pusat perhatian. Aulia menghela nafas kasar saat tak sengaja ia mendengar beberapa siswa yang membicarakanya.

"Makasih. Gue duluan," ujar Aulia menyerahkan helm milik Aksa lalu berbalik hendak menuju kelas. Namun pergerakanya langsung berhenti ketika lengannya di tarik oleh Aksa.

"Ayok bareng. Lagian kan kita sekelas. Ngapain jalan sendiri-sendiri?"

"Ogah. Lo ga liat? noh fans-fans lo udah pada natap sinis ke arah gue," seru Aulia agak keras menunjuk beberapa anak perempuan dengan dagunya. Sengaja.

"Peduli amat. Ayok!" ajak Aksa menggenggam tangan Aulia.

Aulia menahan nafasnya beberapa detik. Sentuhan tangan dari Aksa selalu sukses membuat jantungnya tidak karuan. Memang beberapa Minggu terakhir Aksa sering mengajaknya jalan dan selalu menggandengnya. Tapi tetap saja Aulia deg-degan.

"Apasih Sa. Lepasin," gerutu Aulia menyingkirkan tangan Aksa.

Aksa mendengus. "Pelit amat."

"Bodo," balas Aulia acuh.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas. Sampai sebuah lengan kekar melingkar di bahu Aulia membuat cewek itu tersentak.

"Eh."

"Pagi sayang," sapa cowok itu sembari tersenyum genit.

"Sayang sayang, ndasmu peyang," sembur Aulia kesal. Kemudian cewek itu tertawa renyah.

AULIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang