29

188 42 14
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

"Udah kali marah nya," sindir Ucup pada Aulia yang senantiasa memberikan tatapan tajam kearah Ucup, Indra dan Dimas. Kali ini Nisa ikut bergabung duduk bersama di kantin walaupun harus dengan jalur paksaan dari Aulia.

"Bodo ah. Gue masih kesel sama kalian," sengit Aulia memelototkan matanya.

"Udah yang." Aksa membenarkan poni Aulia yang sedikit berantakan.

"Bisa ga si? Kalau uwu-uwuan itu jangan di depan jomblo," semprot Indra tak tahan dengan kebucinan dua manusia di depannya itu.

"Makanya cari cewek biar ga dengki mulu," cibir Aksa dengan senyum miringnya.

"Jangan pernah menghina kaum jomblo ya, lo. Gue kentutin juga lo biar terhempas ke Amazon," protes Dimas tak terima. Jiwa jomblonya tersentil oleh ucapan Aksa barusan.

"Bacot."

Aulia menepuk pelan bibir Aksa yang mengucapkan kalimat tidak pantas. "Mohon bahasanya dijaga ya goblok."

Nisa mendengus pelan. Mereka tidak ada yang benar. Sepertinya memang cuma Nisa yang otaknya waras.

"Kalo ngobrol terus, kapan makan nya anjir," sebal Ucup. Anak-anak cacing di perutnya sudah meronta minta makan.

"Ya pesen sana!"

"Ekhem," Indra berdehem pelan diikuti Ucup dan Dimas.

Aksa mengangguk. "Iye gue traktir."

Dimas menepuk bahu Aksa kuat. "Nah gitu dong. Kalian mau makan apa? biar gue yang pesenin. Tenang aja kalian boleh pesen sepuasnya."

"Sadar woi," teriak Aulia sebal. Yang mentraktir Aksa kenapa Dimas yang sombong.

"Samain aja lah," sahut Aksa mendengus.

Dimas segera menyusul Indra dan Ucup yang sudah ngacir terlebih dahulu untuk memesan.

"Nis," panggil Aulia menyenggol bahu Nisa pelan.

"Hm?"

"Liat deh si Zika. Perasaan dari tadi dia liatin gue mulu," bisik Aulia pelan.

Nisa mengikuti arah pandangan Aulia. Disana, di meja paling depan. Zika dengan antek-antek nya tengah memandang sinis ke arah Aulia dan yang lain.

"Terus?"

"Ihhh, nyebelin banget sih," sebal Aulia memonyongkan bibirnya.

Nisa tersenyun tipis. Aulia itu masih seperti anak kecil. Kadang sikapnya yang seperti itu membuat Nisa geli.

"Biarin aja."

Aulia mengangguk lesu. Beralih melirik Aksa yang sedari tadi diam saja. Cowok itu menunduk dalam sembari memegang ponselnya kuat-kuat. Aulia jadi semakin yakin kalau memang ada sesuatu yang Aksa sembunyikan darinya.

"Sa?"

Aksa mendongak. Menatap Aulia intens kemudian tersenyum hangat. "Kenapa hm?"

"Kamu kenapa?"

"Aku gapapa. Emang aku kenapa?"

Aulia menghela. Kenapa Aksa ini gemar sekali balik bertanya ketika ditanya.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now