32

233 46 19
                                    

Hai aku up lagi nih!

Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Aulia melangkah dengan terburu-buru setelah bel pulang berbunyi. Rasa khawatirnya membuncah begitu saja saat tiba-tiba Aksa menghubunginya agar segera datang. Aulia tak menghiraukan teriakan teman-temanya. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah Aksa.

Aulia berdecak. Tidak ada angkot yang lewat. Gadis itu menendang krikil kesal. Saking kesalnya batu kerikil itu tak sengaja mengenai kepala cowok tinggi yang tengah berjalan.

"Aduh."

Aulia mendongak. Gadis itu meringis kecil. Sialan. Kenapa malah kena orang.

"Siapa yang lempar gue pake batu?" Gumam cowok itu pelan. Memutar kepala ke belakang. Atensinya teralihkan oleh Aulia yang tengah berjalan membelakanginya. Gadis itu melangkah mengendap-endap seperti maling.

"Heh sini lo!"

Alah sia mampus!

"Kakak manggil gue?" Aulia menunjuk dirinya sendiri.

Cowok itu mengangguk.

"Eh maaf kak, gue buru-buru. Bukan gue kok yang ngelempar batu, serius dah bukan gue." Gadis itu mengangkat jari membentuk huruf v. Tak lupa menampilkan cengiran kudanya.

Cowok bertubuh tinggi itu memasukan kedua tangan ke dalam celana abu-abunya. Berjalan pelan menghampiri Aulia lalu memandangi Aulia dari atas sampai bawah. Aulia semakin gugup dibuatnya.

"Gue belum ngomong apa-apa padahal," ucap cowok itu sembari terkekeh geli.

Aulia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Gugup sekaligus malu.

"Nama lo?"

"Hah?"

"Lo budeg? Nama lo siapa?"

Aulia menggeleng pelan. "Nama gue Aul kak."

"Pacarnya Aksa?"tebak cowok itu tepat sasaran.

Aulia mengangguk lucu membuat cowok itu gemas. Tanganya terulur mengacak rambut Aulia pelan.

Aulia terpaku. Tanganya bergerak menghempas tangan kekar yang dengan berani menyentuh kepalanya. "Jangan sentuh! Kurang ajar ihh."

Arald. Sang ketua OSIS itu tertawa kencang. "Sorry-sorry. Galak banget lo."

Aulia mendelik tajam. "Gue jujur nih! Tadi gue yang lempar batu. Gak sengaja sumpah. Biarin gue pergi ya? Gue buru-buru. Maapin oke."

Arald menggeleng cepat. Lucu sekali gadis di depannya ini.

"Gak gue maafin."

Aulia mengangkat bahunya acuh. "Gak perduli. Bye."

Belum sempat selangkah Aulia bergerak. Tangan kekar itu kembali meraih lengannya.

"Apalagi sih? 'Kan gue udah minta maaf," melas Aulia.

Arald tersenyum. "Kasih gue nomor wa lo. Baru gue biarin lo pergi."

Aulia mendelik sebal pada cowok di depannya. Kalau Aksa melihatnya seperti ini sudah di pastikan mata genit cowok ini akan copot dari tempatnya.

Tidak ingin mengulur waktu. Aulia menginjak kuat kaki Arald sampai membuat cowok itu terlonjak dan melepaskan Aulia begitu saja.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now