12

423 80 27
                                    

Hai aku up lagi nih!
Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Hari Minggu ini Aksa habiskan dengan berkumpul bersama teman-teman masa SMP-nya dulu.

Setelah puas Aksa langsung pulang kerumahnya. Cowok itu melangkah membuka pintu rumahnya pelan. Dari luar tadi Sayup-sayup terdengar suara orang tengah marah-marah.

Setelah membuka pintu barulah suara itu terdengar jelas. Suara bising itu berasal dari ruang tamu. Aksa dengan langkah terburu-buru langsung ke tempat kejadian.

Disana. Dirga tengah memarahi sang istri. Kinzy---mama Aksa tengah terduduk menunduk di sofa seraya terisak pelan.

Dirga sudah memarahinya dari tadi. Tidak berhenti. Bahkan nafas Dirga sampai ngos-ngosan. Sesekali pria anak satu itu minum untuk mengisi tenaganya.

"Kamu kok bandel banget sih. Kan aku udah sering bilang. Jangan keluyuran. Mau jadi istri durhaka kamu hah!" Ujar Dirga. Nadanya sudah turun tidak setinggi tadi. Sorot mata Dirga juga menunjukkan rasa marah dan kecewa.

Dirga tadi sedang ada urusan sebentar di kantor. Anaknya izin untuk reunian dengan teman-temannya. Akhirnya Dirga meninggalkan istrinya sendiri bersama pembantu di rumahnya. Padahal Dirga sudah memperingatinya agar tidak keluar kemana-mana. Tapi tetap saja istrinya itu bandel.

Setelah pulang Dirga melihat kinzy tengah terduduk gelisah. Kinzy hanya diam saat ditanya. Karena kesabaran yang minim Dirga akhirnya memaksa kinzy bercarita.

Setelah mendengar cerita sang istri. Dirga langsung marah besar. Terhitung sudah hampir tiga jam Dirga marah tanpa berhenti.

"Maaf hiks....Aku minta maaf hiks," Isak kinzy menatap melas sang suami. Berharap suami rempongnya itu segera berhenti mengomel.

"Maaf, maaf. Kamu itu dibilangin ngeyel. Gamau nurut sama suami lagi, mau jadi apa hah?!"

Aksa yang sedari tadi menyimak langsung menghampiri Dirga dan kinzy. Aksa sungguh tidak terima melihat ibunya dimarahi. "Cukup ayah."

Dirga dan kinzy terdiam. Terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba datang sembari mengepalkan tangannya.

"Cukup. Jangan lukai ibuku ayah," ujar Aksa ngegas sembari mengguncang tubuh pria itu berkali-kali. Merasa sangat tersakiti.

Dirga memutar bola matanya malas. "Jangan ikut campur kamu."

"Tidak ayah, cukup! Jangan kau lukai ibuku lagi ayah. Jangan!" katanya. Kali ini Aksa langsung duduk di samping sang mama. Satu tanganya bergerak mengusap air mata. Padahal tidak ada air mata disana. Satunya lagi ia gunakan untuk mengusap rambut kinzy pelan. Seakan mengerti apa yang tengah dirasakan sang mama.

"Diam kamu. Sana ke kamar," usir Dirga. Pria itu menatap anaknya jengah. Menganggu saja.

"Tidak akan aku biarkan kau memarahi ibuku, kampret!"

"Aksa. ke kamar!" Perintah Dirga penuh peringatan. Anaknya ini memang tidak tahu situasi.

Aksa menggeleng kuat. "Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu memarahi ibundaku lagi. Lihatlah. Mukanya sudah merah seperti ingin berak. Jangan sampai dia kepicirit karenamu."

AULIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang