04

702 105 37
                                    

Hai aku up lagi nih:)

Kalau ada typo bilang ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

Arga mengusap telinganya berkali-kali. Melirik adiknya yang sedari tadi mendumel tak jelas. Arga kesal kala mengetahui Aulia meninggalkanya sendiri. Yang membuatnya tambah kesal adalah ketika sampai di parkiran, Aulia terus saja mendumel sambil sesekali mengumpat. Niat ingin memarahi Aulia ia tunda.

Sekarang keduanya sudah sampai di rumah. Tapi rumah sudah di kunci. Cowok itu menghela nafas ketika di pintu terdapat secarik kertas yang ditempel menggunakan solasi. Padahal Arga sudah berkali-kali memberi tahu Ibunya agar memberi pesan lewat wa saja. Tapi Ibunya itu keras kepala sampai repot-repot menulis surat.

Aulia masih bertahan dengan aktivitas mendumel tak jelasnya. Arga mengambil kertas itu. Bibirnya melengkung ke atas membentuk senyum tipis. Di dalam suratpun Ibunya tetap saja cerewet.

Untuk : anak-anak ku tersayang!
Dari : Saras suliswati

Kalian itu loh. Disuruh belanja kok lama banget. Ibu kan jadi capek nunggunya. Mana udah jam berapa ini? Kan nanti ibu jadi telat kerja. Udah gede disuruh gitu aja kok kayanya susah banget. Ibumu ini udah tua. Mbok Yo Ojo Marai depresi! Udahlah Ibu udah telat. Nanti kalian masak sendiri ajalah. Ibu berangkat naik angkot. Rumah udah ibu bersihin. Kalian jangan lupa makan sama mandi. Jangan lupa juga nanti jemput ibu.

Assalamualaikum!

(Ibumu ini sudah tua. Jangan bikin depresi)

Aulia ngakak. Ternyata cewek itu sudah berdiri di belakang Arga. Ikut membaca surat absurd milik Ibunya. Arga ikut tertawa. Sebenernya ini bukan pertama kalinya Saras membuat surat. Bahkan hampir setiap hari. Tapi tetap saja lucu. Apalagi dengan bahasa Jawa yang Saras gunakan. Itu membuat Aulia dan Arga tertawa cekikikan.

"Mak lo. Ga," ucap Aulia masih tertawa.

Arga menggeplak kepala Aulia cukup keras membuat Aulia meringis. "Mak kita Anjir," balas Arga tertawa. Kemudian keduanya tertawa bersama.

Tawanya terhenti ketika ponsel milik Arga berdering. Arga merogoh saku celananya lalu melihat layar ponselnya yang kini dipenuhi wajah Adrea. Aulia berdehem keras. Menggoda sang Abang. "Bang lo sama kak Rea pacaran ya?" tanya Aulia to the point.

Arga melirik Aulia sekilas. "Nggak. Gak sudi gue sama cewek cengeng kaya dia," ucapnya ketus.

Aulia hanya menyenye. Arga menjauh untuk mengangkat panggilan dari Adrea. Aulia membuka pintu rumah. Ketika hendak masuk kerah bajunya ditarik ke kebelakang. Arga dengan terburu buru masuk lalu menyambar jaketnya yang tersampir di sofa. Wajahnya tampak panik membuat kekepoan Aulia memuncak sampai ke ubun-ubun. "Mau kemana lo?"

AULIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang