09

479 69 14
                                    

Hai aku up lagi nih!
Kalo ada typo bilang ya!

Happy reading ^_^

***

"HAH APA?!"

Teriakan ketiga cowok itu membuat telinga siapa saja yang berada di dekatnya pengang. Ucup, Indra, Dimas terkejut. Dan yang paling terkejut Aulia tentunya. Namun Aulia memilih diam. Baru saja cowok itu meminta maaf. Dan sekarang Aksa langsung ingin berteman.

Ucup menggeleng tak percaya. Perasaan curiga itu hinggap begitu saja. "Lo yakin?"

Aksa mengangguk antusias diakhiri cengiran manis yang membuat siapa saja mungkin pingsan dibuatnya.

Indra bergedik jijik melihat Aksa yang bertingkah sok manis. Indra sangat tak suka. Kan sudah dibilang hanya Indra-lah yang paling manis disini. "Najis."

Dimas tertawa terbahak-bahak. Entahlah Dimas sepertinya stres sedangkan Aulia diam saja sembari berfikir. Tidak ada yang tau apa yang dipikirkan gadis itu.

Namun seperdetik kemudian keempat manusia aneh itu menatap Aksa serius. Ucup menghela nafas kasar. Cowok itu kemudian beralih menatap orang-orang dari sudut ke sudut kantin. Kini banyak yang tengah memperhatikan ke arah meja mereka. "Apa liat-liat hah? Mau matanya gue congkel pake garpu," ancamnya garang mengangkat garpu sembari menunjuk orang-orang. Membuat mereka langsung kembali ke aktivitas masing-masing. Walau mereka masih memasang telinga secanggih mungkin untuk mendengar percakapan kelima makhluk itu. Walaupun mereka adik kelas dan termasuk Penghuni baru di sekolah tapi tidak di pungkiri mereka cukup tenar. Tentu saja banyak yang tertarik.

Setelahnya Ucup menatap teman-temanya lalu tercengir. "Gimana? Gimana? sangar gak gue? Hehe."

"Stres. Gabisa diajak serius," sembur Aulia meminum es tehnya yang tersisa setengah hingga tandas.

Dimas angkat suara. "Lo boleh aja temenan sama kita. Tapi kita punya persyaratan," ucapnya dengan nada serius.

Aksa mengerutkan alisnya. Mau berteman saja harus pake syarat. "Apa gue harus bawa fotokopi KK sama KTP?"

Aulia gemas sendiri. "Goblok," makinya.

Aksa tersenyum tipis. Aulia tampak lucu ketika mengumpat. "Terus apa syaratnya?"

"Kalo lo mau masuk ke geng-"

"Emang sejak kapan kita punya geng?" tanya Ucup cepat membuat Indra mendengus kesal.

"Diem lo nyet," kesal Indra dibalas cengiran kuda milik Ucup.

"Disini kita harus saling ngehargain satu sama lain dan peraturan terpentingnya adalah, diantara kita gaboleh ada yang suka sama dia," lanjut Indra menunjuk Aulia. Membuat cewek itu membulatkan matanya.

Bukan karena dia tidak tahu tentang peraturan itu. Aulia tahu. Bahkan Aulia sendiri yang memberi peraturan kedua itu. Namun mengapa Indra memberi tahu Aksa. Lagipula mana mungkin Aksa menyukainya. Kan Indra tau sendiri kalau Aksa suka mem-bully nya. Dasar temen-temen setan!

"Kalo gitu gue gamau jadi temen kalian," jawab Aksa cepat. Membuat keempat orang itu melongo.

"Kenapa?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil Aulia.

"Karena gue udah terlanjur suka," gumamnya pelan. Namun tentu saja masih bisa di dengar Dimas.

"Apa? Lo suka sama siapa? Gue? Ucup? Indra ? Atau Aulia?" tanyanya beruntun membuat mata Aksa membulat sempurna.

Aksa menjitak kepala Dimas geram. Cowok itu kemudian bergedik ngeri. "Yakali gue suka sama lo bertiga. Masa pedang sama pedang. Dih najis."

Aulia. Cewek itu menunduk. Detak jantungnya mendadak tidak normal. Apa Aulia tidak salah dengar? Aksa terlanjur suka? Bukan tidak mungkin Aksa suka padanya? Lagian yang cewek disitu hanya Aulia. Tapi kemudian cewek itu menggeleng kuat. Mana mungkin. Bisa jadi Aksa gay, pikirnya.

AULIA [On Going]Where stories live. Discover now