Chapter 5

1.2K 168 11
                                    

Sakura mengalirkan chakra penyembuhan dari tangannya menuju perut Gaara. Pemuda itu berkeringat hebat. Sesekali ia mengerang dengan napas terengah-engah. Kunoichi merah muda itu menghela napas, tampaknya demam Gaara ini adalah masalah yang cukup serius.

"Bagaimana, Sakura?"

Temari menatap Gaara dengan khawatir. Saat sedang menyiapkan makan malam, ia mendengar suara guci yang pecah. Ketika ia memeriksanya di lantai atas, ia justru mendapati Gaara yang tak sadarkan diri di koridor kamar. Buru-buru gadis itu menyuruh Kankurou untuk memanggil ninja medis. Berhubung Kankurou hanya mengenal Sakura, pemuda itu pun langsung membawa Sakura tanpa berpikir jauh.

"Demamnya sangat tinggi, Temari. Aku akan berusaha menurunkan demamnya dulu. Setelah itu bisa kita atasi dengan kompres dan juga obat."

Setelah di rasa cukup, Sakura menghentikan aliran chakranya. Sekarang tangannya tergerak menuju kepala berbalut surai merah itu, mengusapnya dengan lembut lalu kembali mengalirkan chakra untuk mengatasi pusing yang mendera sang Kazekage.

Setelah beberapa saat, Sakura menghentikan kegiatannya. Dengan telaten, ia memeras kain yang telah dibasahi oleh air lalu meletakkannya di atas dahi Gaara. Sakura menarik selimut dan menutupi tubuh Gaara hingga sebatas dada. Setelah selesai, Sakura pun berbalik lalu tersenyum menatap sepasang kakak-adik dari Sunagakure tersebut.

"Gaara baik-baik saja. Ia demam karena kelelahan dan terkena maag karena tidak makan. Mohon perhatikan pola makan adikmu, Temari. Pastikan juga ia beristirahat yang cukup."

"Haahh, syukurlah. Terima kasih, Sakura."

Temari menghela napas lega. Ia memeluk Sakura, menumpahkan rasa leganya di bahu gadis itu. Sakura tersenyum, ia membalas pelukan Temari lalu berbisik guna menenangkan temannya itu.

"Tunggu sebentar, Sakura-san. Kita makan malam bersama saja, ya? Setelah itu aku akan mengantarmu pulang."

Sakura merasa tak enak untuk menolak ajakan Kankurou. Ia pun menerima tawaran tersebut. Terlebih lagi, ia sdah lama tidak bertemu dengan Temari. Waktu dua hari Temari tersita dengan agenda pertemuan para Kage. Sebagai tangan kanan sang Kazekage, sudah menjadi tanggung jawab Temari untuk mendampingi sang adik. Hal itu membuatnya tidak punya waktu luang untuk bertemu dengan teman-teman kunoichi dari Konoha.

"Ah, jadi sekarang kau kepala rumah sakit?"

Sakura menggeleng. Ia mengaduk bubur di depannya lalu berkata, "Aku menolaknya."

"Loh? Kenapa?"

Sakura tersenyum tipis. Pikirannya kini menerawang pada kejadian dimana Tsunade menawarkan jabatan tertinggi di rumah sakit. Sakura menolak. Alasannya ia tak ingin repot berkutat dengan dokumen ini itu. Ia hanya ingin menjadi dokter yang bisa membantu siapapun, hanya itu.

"Lebih baik aku meninju orang daripada berhadapan dengan kertas-kertas. Bisa gila aku jika bekerja seperti itu," jawab Sakura kemudian terkekeh di ujung kalimatnya. Jawaban itu membuat Temari dan Kankurou ikut tertawa. Makan malam berlangsung hangat. Mereka membicarakan banyak hal, bahkan sesekali tertawa sembari mengisi perut.

***

"Kazekage-sama, bangunlah. Ayo makan dulu."

Sakura menggoyangkan tubuh Gaara dengan lembut, membangunkan pemuda itu untuk mengisi perut. Gadis itu menempelkan punggung tangannya di dahi Gaara yang masih setia mempertahankan suhu panasnya. Sakura menghela napas, berusaha membangunkan Gaara sekali lagi.

"Kazekage-sama, bangunlah sebentar. Kau harus makan."

Namun tetap saja, tak ada respon yang berarti dari pemuda berambut merah itu. Sakura memposisikan diri di samping Gaara, menatap sosok yang tengah terpejam itu dalam diam. Entah dorongan dari mana, tangannya terulur, menyingkirkan anak rambut yang menutupi matanya. Sakura terpaku, menatap huruf kanji bertuliskan ai di dahi sebelah kiri Gaara. Sesaat gadis itu tersenyum tipis, menyadari jika ukiran huruf itu terlihat mempesona jika dilihat dari dekat seperti ini.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now