Chapter 23

837 105 23
                                    

Sama seperti kemarin, malam ini kembali menjadi malam yang sangat sulit bagi kunoichi sekaligus iryo-nin kebanggaan Konohagakure. Kepala berlapis surai merah mudanya tertunduk lesu di atas meja belajarnya, bersamaan dengan punggungnya yang membungkuk guna menjadikan tangannya sebagai bantal. Sudah hampir dua jam lamanya ia berada dalam posisi ini, tanpa peduli jika punggungnya akan terasa sakit karena terus duduk dalam posisi yang tidak tepat. Sakura membuang pandangan pada dinding bercat putih di sisinya, menatap kosong ke arahnya degan pikiran yang melayang tak tentu arah.

Apakah dirinya sungguh tidak berguna bagi Sasuke?

Sejak tadi, hanya hal itu yang terlintas di pikirannya. Sakura menghela napas untuk kesekian kali. Ia menjambak pelan surainya, berharap jika ia bisa menepis pemikiran seperti itu dari dalam benaknya.

Namun tetap saja. Sekuat apapun ia menyakiti diirnya, tidak sedikitpun bayangan Sasuke pergi dari dalam kepalanya. Pemuda itu. Sosok yang pernah ia cintai melebihi apa yang ada di dunia ini. Pemuda yang menjadi alasannya untuk bangkit dan menjadi kuat, sosok yang begitu ia idamkan untuk menjadi pendamping yang kelak akan menyempurnakan segala kekurangannya. Tetapi kenyataan tetap saja berkata kejam. Sampai kapanpun, Sasuke tidakan akan sudi menatapnya. Benar. Memangnya apa sih yang bisa pemuda itu harapkan pada dirinya yang lemah ini? Bahkan dengan dirinya yang sekarang, Sasuke tak kunjung percaya padanya.

"Aku mencintaimu, Sakura."

Setetes air mata kembali lolos. Sakura memukul meja di hadapannya, melampiaskan rasa sesak yang sejak tadi menyerang dada. 

"Sebenarnya apa yang kau rasakan padaku, Sasuke-kun? Kenapa kau membuatku seperti ini?"

Jujur, Sakura sangat tidak mengerti saat ini, baik pada dirinya ataupun terhadap Sasuke. Gadis itu merasa sangat kecil setelah mengetahui bagaimana pandangan pemuda itu terhadap dirinya melalui Ino. Namun ketika ia mengingat pernyataan pemuda itu di saat terakhirnya, hati Sakura sontak saja bimbang. Ia tidak tau apa ia harus senang atau sedih setelah mednegar pernyataan itu. 

Ia sangat bingung.

"Ck." Gadis itu berdecak. Ia pun memutuskan untuk menegakkan tubuhnya. Maniknya melirik jam dinding. Sudah jam sepuluh rupanya. Dengan gerakan malas, ia meraih laporan pasien yang ia terima dari bawahannya di rumah sakit dan berniat untuk memeriksanya sebelum tidur. Hati boleh galau, tapi ia tetap harus profesional pada pekerjaannya, kan?

Namun atensi gadis itu berpusat pada sebuah buku catatan bersampul coklat tua di hadapannya. Buku itu. Buku yang disebut Kakashi sebagai pemberian dari Sasuke untuknya. Gadis itu meraih benda tersebut, membuka sampulnya dan melihat apa saja isi dari buku tersebut.

Sepasang bola mata hijau jernih itu membulat ketika mendapati sebuah gambar yang ditorehkan oleh sang empu di sana. Goresan pena tersebut sangat rapi. Sakura sedikit tidak menyangka jika Sasuke ternyata mahir menggambar. Karena bunga itu digambar dengan tinta pena berwarna hitam, sulit bagi Sakura untuk mengetaui jenis bunga tersebut. Namun dilihat dari bentuknya, ia seperti merasa tidak asing. Gadis itu melirik keterangan gambar di pojok bawah kertas, membacanya dengan jantung yang berdebar kencang.

Sakura, musim semi. Kumogakure, 2012.

Gadis itu beralih ke halaman selanjutnya. Mayoritas isi buku ini hanyalah gambar bunga yang sama dengan keterangan yang bebeda. Sejenak gadis itu bingung. Apa Sasuke begitu menyukai bunga sakura sehingga pemuda itu terus menggambar bunga khas musim semi tersebut? Beberapa gambar lain yang ia temukan adalah gambar anak anjing yang sangat lucu. Perut gadis itu seidkit tergelitik setelah membaca keterangan gambar tersebut.

Karena dia mirip dengan anak anjing milik nii-san, aku akan memberinya nama Shiro. Dia lucu walau sangat galak. Kusagakure, 2012.

Astaga, apa Sasuke sungguh sepolos ini?

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now