Chapter 11

1K 148 10
                                    

"Yosh. Selamat karena telah menyelesaikan misi kalian. Terima kasih karena telah melakukan tugas kalian dengan baik."

"Ehey itu bukan masalah, sensei. Justru harusnya aku berterima kasih padamu. Berkat misi darimu, aku sudah tidak jomblo lagi, dattebayo!" ujar Naruto kemudian merangkul Hinata yang kebetulan berdiri si sampingnya. Perlakuan seperti itu sukses membuat gadis cantik itu merona hebat, masih belum terbiasa jika Naruto melakukan kontak fisik dengannya.

"H-hentikan, Naruto-kun."

"Sudahlah, Naruto. Apa kau tidak kasihan pada si jelek yang sedang LDR ini?"

"LDR? Gaul sekali bahasamu itu, pucat!" hardik Sakura tak terima. Shikamaru hanya bisa menggelengkan kepala. Dua belas hari menjadi bagian dari tim mereka membuatnya cukup terbiasa dengan keributan seperti ini.

"Yare-yare. Selamat juga untukmu, Naruto. Jangan lama-lama berpacaran. Menikah itu lebih baik."

"Woaah! Aku memang sudah merencanakan itu, sensei!"

Sakura dan Sai menatap Naruto dengan aneh. Pasalnya Naruto dan Hinata baru saja beberapa saat resmi menjadi sepasang kekasih, bisa-bisanya ia kepikiran untuk menikahi Hinata.

"Dasar mesum."

"Dasar kelebihan hormon."

***

Sakura melangkahkan kakinya dengan lunglai menaiki tangga flat. Kedua tangannya penuh dengan plastik belanjaan. Gadis itu sengaja untuk singgah sebentar ke pasar guna membeli beberapa bahan makanan. Setelah memalui misi yang panjang dan melelahkan, sudah saatnya ia menikmati hari libur dengan bermalas-malasan. Tak ada jaminan jika ia akan keluar dari flat untuk membeli bahwa makanan. Oleh karenanya, ia sekalian saja berbelanja sebelum pulang.

"Arre?"

Gadis itu terkejut melihat dua ekor elang bertengger dengan apik di flatnya. Gadis itu meletakkan bawaannya sejenak. Ia melihat dua gulung kertas dengan pita merah muda di kaki elang itu. Sakura tersenyum lebar. Setelah mengambil kedua surat itu, ia memberikan dua potong daging segar untuk elang itu lalu mengusap kepalanya dengan lembut.

"Kalian pasti lelah menungguku. Terima kasih."

Sakura pun masuk ke dalam flat. Setelah menyusun bahan makanan yang baru saja ia beli ke dalam kulkas dan lemari penyimpanan, ia memutuskan untuk membersihkan diri. Entahlah, rasanya ia hanya ingin mengenakan pakaian tidur agar bisa lebih bebas. Hampir tiga puluh menit ia menghabiskan waktu untuk mandi. Kini gadis itu mengeringkan surai merah jambu menawan miliknya lalu merebahkan diri di atas tempat tidur.

Kini gadis itu membuka salah satu surat yang baru ia terima. Setelahnya ia membaca untaian kalimat itu dalam hati. Sesekali ia tersenyum, mengekspresikan betapa bahagianya ia saat ini.

Teruntuk
Haruno Sakura

Aku senang karena kau mengkhawatirkanku. Entah mengapa rasanya menyenangkan sekali setelah mengetahui jika kau memikirkanku. Hal itu membuatku semakin optimis untuk mendapatkan hatimu, Sakura. Apakah perasaanku akan terjawab sesaat lagi, hm?

Gila. Siapa yang mengajarkan Gaara mengatakan hal seperti ini?

Sakura berdeham sejenak. Setelah berhasil menetralkan detak jantungnya, ia kembali membaca surat itu.

Kau tenang saja, Sakura. Aku baik-baik saja di sini. Hanya saja pekerjaanku tidak pernah memiliki belas kasih. Sekedar informasi, Temari baru saja mengantar kertas-kertas setinggi anak berusia enam tahun. Dia bilang, aku harus menyelesaikan itu dalam waktu seminggu. Yang benar saja.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now