Chapter 27

853 105 24
                                    

Sakura tersenyum tipis pada dua orang jonin Sunagakure yang tengah berdiri tegap, menjaga pintu ruangan Kazekage. Setelah mendapat ijin untuk masuk, gadis itu mengetuk lembut papan kayu di depannya. Ia mendorong pintu tersebut setelah mendengar suara yang memerintahkan dirinya untuk masuk.

"Permisi, Kazekage-sama."

"Ah Sakura, kemarilah."

Gadis itu mendekati meja Gaara. Tanpa basa-basi, pemuda itu memberikan sebuah diska lepas untuknya lalu menunjuk sebuah komputer yang tersedia di atas meja kerjanya.

"Rokudaime baru saja mengirimkan surel. Katanya ini adalah file yang kau minta dari Tsunade-sama. Kau boleh mencetak file ini jika kau mau."

"Wah, sudah dikirim ya," ujar gadis itu. Ia mengambil diska dari Gaara lalu menunduk sedikit pada pemuda itu, "Terima kasih banyak, Kazekage-sama."

Bukannya menjawab, pemuda itu langsung berdecak tak suka lalu mengetuk pucuk kepala gadis itu sedikit keras. Sakura yang paham akan maksudnya langsung tertawa. Ternyata menggoda Gaara dengan panggilan seperti ini sama menyenangkan dengan menggoda sang guru yang juga merupakan seorang Hokage.

"Ha'i, ha'i. Terima kasih ya, kekasihnya Haruno Sakura."

Gaara tertegun sejenak lalu menyeringai tipis setelah mendengar panggilan yang disematkan untuknya. Tak mau kalah, ia segera menjawab, "Hm. Sama-sama, sayang."

"Apa-apaan itu!"

Kini giliran Sakura yang mendelik padanya. Kendati demikian ia tak mampu menyembunyikan rona merah yang menginvansi kedua pipinya. Tentu saja, siapa sih yang tidak meleleh jika mendapat panggilan seperti itu dari sosok yang dikasihi? Sudah pasti tidak ada. 

Jadi meskipun kesal, ia tetap saja tidak bisa menampik rasa senang yang merasuki hati. Ugh, lemah sekali hati para wanita ini, batin Sakura.

Tanpa memikirkan hal itu lebih jauh, Sakura meraih komputer yang sebelumnya ditawarkan oleh Gaara. Ia menghidupkan benda persegi mahal itu dengan santai. Emerald jernihnya sempat menatap Gaara yang duduk di kursi empuk kesayangannya lalu kembali menyibukkan diri dengan kertas-kertas yang ada di sisinya. Sakura menggeleng lemah lalu mendengus. Cukup dengan melihat Gaara berkutat dengan tumpukan kertas itu saja sudah membuatnya pening.

"Duduklah, Sakura," ujar pemuda itu memecah keheningan. Gadis itu melirik Gaara yang setia duduk di kursinya lalu membuang pandangan, menyusuri ruangan ini untuk menemukan sesuatu yang bisa ia jadikan tempat duduk. Namun sayang sekali karena matanya hanya menangkap satu set sofa di sana, membuatnya menghela napas lalu menjawab, "Tidak ada kursi lain. Sudahlah, lagipula ini tidak akan lama."

Gaara mendengus, membuat perhatian Sakura teralihkan dari layar komputer yang masih loading.

"Kau punya kursi yang paling nyaman di sini," ujar pemuda itu. Lantas Sakura menoleh padanya.

"Dimana? Tidak ada kursi apapun di sini selain yang kau duduki dan sofa di sana."

Gaara menyeringai di tempatnya, membuat memicingkan mata penuh curiga.

"Kemarilah," kata Gaara dan langsung dibalas dengan gelengan dari Sakura.

"Perasaanku tidak enak jadi lebih baik kau diam di sana."

Pemuda itu menyemburkan tawa, mengakibatkan Sakura sedikit tidak fokus dan terus mencuri pandang ke arahnya. Kini layar komputer telah hidup sepenuhnya, bersamaan dengan seluruh sistem yang telah aktif dan siap untuk digunakan. Gadis itu tersenyum tipis lalu bersiap untuk memulai pekerjaannya. Namun belum sempat ia menyentuh mouse, Gaara menggeser kursi rodanya ke arah Sakura lalu menarik pinggang gadis itu dengan cepat, membuat gadis itu sukses duduk di atas pangkuannya.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now