Chapter 14

974 145 10
                                    

"Kalian duluan saja. Aku dan Kankuro akan mencari makanan untuk makan malam."

Kankuro menatap sang kakak dengan heran. Namun melihat bagaimana Temari tersenyum dengan cara yang mengerikan padanya, membuat Kankuro terima saja. Daripada berurusan dengan sang kakak yang membuatnya berakhir di rumah sakit, lebih baik ia merelakan waktu istirahatnya sedikit.

"Ano, apa kau tidak ingin kuantar saja, Temari? Aku punya rekomendasi restoran yang bagus di sekitar sini."

Sebenarnya itu hanya alasan Sakura saja, tidak ingin jika ia harus ditinggal berdua bersama dengan Gaara. Bukannya tidak senang- justru ia sangat senang karena bisa bertemu Gaara lagi. Namun ia hanya bisa menahan rasa senang itu dalam hati karena sudah lima menit ia berjalan beriringan dengan Gaara, tak ada satupun topik pembicaraan yang terangkat. Cukup lama mereka tak bertemu ternyata membuat keduanya merasa canggung. Lalu sekarang, Temari justru ingin membiarkan mereka berdua saja. Tentu saja Sakura tidak mau.

"Tidak perlu, Sakura. Kurasa adikku ada perlu denganmu."

Sosok yang ditunjuk itu segera menoleh, menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan polos. Temari tersenyum manis, namun Gaara tau jika senyuman itu mengandung makna lain yang bisa saja mengancam nyawanya.

"Jangan lama. Jika aku sudah masuk kamar, aku tidak akan mau membukakan pintu untuk kalian," ujar Gaara dengan malas.

"Hee? Berani sekali kau begitu pada kakakmu."

Gaara membuang muka lalu melanjutkan langkah. Dirinya kelepasan lantaran mengucapkan kalimat seperti itu padanya. Cukup sekali saja Temari memukulnya di depan Sakura. Rasanya memalukan sekali ketika kau dihajar tepat di depan sosok yang kau sukai.

"A-ah, kami pergi dulu. Sampai jumpa, Temari, Kankuro-san."

Sakura membungkuk sedikit lalu segera menyusul Gaara. Kedua insan berbeda gender itu kembali melangkah beriringan. Dari jauh, Temari tersenyum tipis. Ia pun membalikkan tubuh kemudian menyisir keadaan sekitar, menerka kedai makan mana yang menyediakan makanan enak di sini.

"Kau memang hebat, aneue. Tapi, apa tidak akan jadi masalah jika kita membiarkan mereka berdua?"

"Kenapa? Memangnya kau mau menjadi nyamuk di antara mereka nanti?"

Kankuro pun terdiam. Ia sudah tau jika adiknya itu menyukai Sakura. Namun tak seperti Temari yang berusaha keras untuk mendekatkan keduanya, Kankuro justru santai saja. Maklum saja. Pria memang lebih suka mengikuti arus daripada repot mengurusi percintaan orang lain. Makanya selama ini ia hanya mendengar cerita dari Temari mengenai perkembangan hubungan mereka.

"Tidak juga, sih. Ayo cepat. Niatku untuk tidur hilang karena kau mengajak makan. Jangan lupa traktir aku ya, aneue?"

"Dasar kau ini."

***

Derap langkah kaki mengisi keheningan di antara sepasang anak Adam yang tengah membisu. Rambut nyentrik milik keduanya ikut menari mengiringi hembusan angin. Jika dihitung sejak mereka meninggalkan kantor Hokage, sudah hampir sepuluh menit lamanya mereka bersama. Namun selama itu pula, tak ada tanda-tanda keduanya untuk buka suara.

Sakura tak menyukai ini. Ia tak suka jika harus diam-diaman tak jelas seperti ini. Namun masalahnya, ia juga tak punya bahan pembicaraan yang cocok untuk diangkat.

Sial, kenapa mereka mendadak canggung seperti ini?

"Sakura."

"Iya?"

Gadis itu menjawab dengan cepat, menandakan jika sedari tadi ia sudah mempersiapkan diri jika pemuda di sampingnya bersuara. Gaara tersenyum tipis. Matanya masih menatap ke depan lalu berkata, "Aku ingin jalan-jalan sebentar. Apa kau keberatan jika aku meminta untuk menemaniku?"

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now