Chapter 18

938 136 28
                                    

Uyeaahhh selamat buat kalian yang berhasil buat nembusin challenge nya. Sesuai janji aku, aku bakal up chapter 18 setelah vote tembus sampe 30. Wah, kalian bener-bener luar biasa, bestie. Tepuk tangan dulu donggg.

Okede tanpa membuang waktu. Cuss lah kita langsung aja jemput kejutan buat kalian. Selamat membaca^^

*

*

*

"Naruto itu memang berlebihan. Tidakkah dia berpikir jika dia harus menahan mulut embernya itu? Kenapa sifat cerobohnya tidak hilang juga."

"Padahal dia sudah dewasa. Kenapa tingkahnya masih seperti anak-anak?"

"Argh! Aku kesal sekali. Lihat saja dia. Akan kupukul dia habis-habisan besok."

Gaara terkekeh melihat betapa murkanya Sakura saat ini. Gadis itu sudah mengomel sejak lima menit yang lalu dan pemuda itu setia mendengarkan ocehan Sakura walau hal itu tidak ditujukan padanya. Gaara menyodorkan minuman dingin kepada gadis musim semi itu. Tadi ia sempat mengambil minuman di meja sebelum mereka berada di bawah pohon rindang ini. Sakura menatap Gaara dengan tulus. Setelah mengucapkan terima kasih, ia lanung meloloskan seluruh isi gelas ke dalam tenggorokannya.

"Kau sangat marah, ya?"

Sakura memandang lurus ke depan. Lidahnya mengecap sisa-sisa rasa manis dari minuman. Gadis itu menggeleng pelan lalu tersenyum. Ia berkata, "Sebenarnya aku takut jika kau merasa tidak nyaman, Gaara-kun. Bagaimanapun, di sana ada banyak orang."

"Kenapa begitu?"

"Entahlah, aku hanya memikirkan itu."

Gaara tersenyum simpul mendengarnya. Ia menatap Sakura dengan lembut. Sebelah tangannya mendarat di pucuk kepala gadis itu lalu berkata, "Perhatian sekali."

Rona merah datang begitu saja tanpa diminta. Sakura mengerjapkan mata, menyadari apa yang baru saja Gaara pikirkan tentangnya.

"E-eh, bukan begitu! Aku hanya-"

"Khawatir?"

Sakura bungkam. Ia tidak menyalahkan hal tersebut karena memang begitu adanya. Namun entah bagaimana, ia sendiri juga malu untuk mengiyakan.

"Begitulah," cicit gadis itu.

Gaara masih setia menatap gadis di sampingnya. Kini tangan yang sebelumnya membelai lembut surai merah muda itu beralih ke jepitan rambut pemberiannya. Pemuda itu menggeser tubuhnya, bahkan ikut melakukan hal yang sama pada Sakura hingga mereka saling berhadapan sekarang.

"Cantik."

Satu kata itu sukses membuat jantung Sakura porak-poranda. Gadis itu merona hebat dibuatnya. Meski pencahayaan di sekitar mereka sangat minim, sepasang netra berwarna hijau pudar itu tetap menangkap rona merah di pipi sang gadis. Ia tersenyum, menahan rasa gemas melihat betapa lucu gadis di depannya saat ini.

"A-apa yang kau bicarakan," ujar Sakura, berusaha menutupi rasa gugupnya.

"Aku tidak menyangka jika kau memakai jepit rambut ini."

Sakura mengendikkan bahu singkat lalu berkata, "Kupikir akan cocok jika kupakai dengan dress ini."

"Sangat cocok," bisik Gaara. Meski demikian, Sakura dapat mendengarnya. Gadis itu mengulum bibirnya, salah tingkah dengan tindakan serta ucapan Gaara sejak tadi.

Kini jemari pemuda itu menelusuri wajah ayu di depannya. Pertama ia menyentuh kening milik sang gadis musim semi, mengusap segel berbentuk belah ketupat berwarna ungu tersebut. Segel byakugo. Di balik segel istimewa ini, tersimpan kekuatan hebat yang diakui oleh Gaara. Sakura bukanlah kunoichi sembarangan. Tak hanya cantik dan baik hati, ia juga gadis yang kuat serta pantang menyerah. Hal ini dibuktikan langsung oleh munculnya segel warisan Godaime Hokage tersebut, segel yang dirumorkan sebagai kekuatan yang sulit untuk didapatkan.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now