Chapter 9

981 144 15
                                    

Teruntuk
Haruno Sakura

Maafkan aku karena terlambat mengirimkan surat padamu. Pekerjaanku sangat banyak akhir-akhir ini, jadi aku terus fokus pada pekerjaanku. Kumohon jangan marah. Jangan sampai Konoha hancur di tanganmu karena pukulanmu itu.

Bagaimana kabarmu? Aku harap kau baik-baik saja di sana. Tetaplah memakai pakaian hangat, jangan sampai kau sakit di musim dingin ini. Jangan bekerja terlalu keras. Kau juga butuh istirahat.

Aku menulis surat ini di Kirigakure. Kau tau, bahkan danau di sini sudah membeku. Kankuro mengajakku untuk bermain seluncur es di sana namun nyatanya kami tidak punya waktu luang. Aku harap, aku bisa melakukannya nanti. Sepertinya itu menyenangkan. Apa kau suka bermain seluncur es, Sakura? Jika iya, maukah kau mengajariku nanti?

Baiklah, sepertinya hanya ini yang bisa kutuliskan untukmu. Aku mengharapkan balasan darimu. Jika ingin membalas, kirimkan elangnya ke Suna saja, ya. Besok aku sudah kembali ke Suna. Jangan sampai surat darimu salah alamat.

Satu lagi, aku merindukanmu, Sakura.

Dengan hormat
Sabaku no Gaara

"Ya Tuhan."

Sakura terkekeh pelan membaca surat yang ada di tangannya ini. Padahal Gaara tidak sedang menuliskan lelucon, namun ia merasa jika isi surat ini sangat lucu. Gadis itu membaca surat singkat tersebut berulang kali. Rasanya pun masih sama, cukup menggelikan namun juga indah.

Astaga, dia menggemaskan sekali.

Sakura menggulung surat itu lalu mengikatnya dengan pita merah muda yang sama seperti sebelumnya. Gadis itu segera mengambil selembar kertas dan juga kuas lengkap dengan tintanya. Setelahnya ia menggulung lengan jubah dokternya kemudian mulai menulis kalimat pertama di ata kertas itu.

Halo, Gaara-kun.

***

Sakura memasukkan beberapa barang kebutuhan nya ke dalam ransel. Baju ganti, kotak obat, kunai, kertas peledak, shuriken, dan dompet. Ia menggaruk dahinya, berusaha mengingat barang-barang yang wajib ia bawa jika tengah menjalankan misi.

"Oh, vitamin."

Sakura segera mengambil sebotol vitamin dari dalam lemari di dapur. Di rak atas, ia melihat beberapa kaleng bir yang sengaja ia simpan. Sesaat ia menatap botol-botol bir itu, pikirannya tiba-tiba mengarah kepada Gaara. Gadis itu mengerjapkan mata tak percaya. Entah mengapa ingatannya justru hinggap pada pagi di mana Gaara bermalam bersamanya yang justru menjadi awal dari kedekatan mereka selama ini.

"Tapi, kumohon berikan aku kesempatan untuk berusaha. Sampai saat itu tiba, jangan pernah menjauh dariku, ya?"

Kesempatan, ya? Bahkan Sakura masih ragu jika ia pantas menerima segala macam afeksi dari sang kazekage tersebut.

"Tunggulah aku, Sakura."

Ya, Sakura menunggu Sasuke. Ia selalu dengan sabar menunggunya. Sejak mereka masih genin, bahkan ketika mereka bertemu kembali di saat keduanya sudah remaja lalu berakhir dengan bertarung bersama di medan perang. Sakura selalu sabar menunggu hingga ia bisa bertemu dengan Sasuke, menatap wajahnya meski dalam diam. Melepas rindu meski tanpa dekapan hangat. Ia hanya mengawasi pemuda itu dari jauh. Ya, hanya dari jauh.

"Satu lagi, Sakura,. Terkadang yang terlihat baik untukmu tak sepenuhnya benar-benar baik."

Perkataan Ino tiga hari yang lalu sukses menyentak hatinya. Sakura yakin jika hal ini ada kaitannya dengan Sasuke. Meski demikian, Ino tetap saja tidak ingin buka mulut. Sial sekali. Memangnya Sasuke menyuapnya dengan apa sampai gadis pirang itu mampu bertahan untuk diam?

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now