Chapter 33

686 91 26
                                    

Hening menyelimuti ruangan bernuansa putih ini sejak tadi. Seorang gadis berambut merah muda tengah terbaring lemah di atas ranjang pasien, tak kunjung membuka mata bahkan setelah hari menjelang senja. Terhitung sudah lima jam lamanya ia tertidur setelah menyelesaikan operasinya dan tak ada tanda-tanda gadis itu akan membuka mata.

Di sisinya, seorang pemuda berambut merah masih setia duduk di tempatnya. Sejak awal Sakura menutup mata, tak sedikitpun Gaara beranjak. Tak lupa ia terus menanyakan keadaan Sakura setiap kali perawat memasuki ruangan untuk kontrol lebih lanjut. Sang perawat terus menenangkan Gaara, mengatakan kepada pemuda itu jika Sakura hanya kelelahan dan membutuhkan istirahat selama beberapa saat.

Pelatihan ninja medis selama tujuh hari sukses membuat Sakura nyaris remuk redam. Sebagai seorang ninja medis senior, tentu ada banyak hal yang membuat gadis itu harus turun tangan seperti membantu pemateri desa lain apabila diperlukan, membuka forum diskusi, dan ikut serta dalam pelatihan intensif. Tidak perlu ditanyakan lagi betapa lelahnya tubuh serta pikiran gadis itu. Kendati demikian, ia masih bisa menyanggupi permintaan ninja medis Suna untuk ikut serta dalam kegiatan operasi.

"Kau terlalu memaksakan dirimu," gumam Gaara di sampingnya.

Gaara mengusap lembut telapak tangan Sakura yang sejak tadi ia genggam. Tak lupa ia mengangkat tangan lemah tersebut, mengecupnya dengan lembut tanpa memutuskan harap agar Sakura segera siuman. Namun belum puas ia menyapukan bibirnya di tangan gadis itu, Gaara menyadari pergerakan kecil dari jemari lentik itu, membuat dirinya terpaku sejenak di tempatnya.

Tepat di detik ketiga, mata Sakura mengerjap. Kelopak mata itu terbuka perlahan, menampakkan netra berwarna hijau jernih bak giok yang mampu membuat siapa saja jatuh ke dalam pesonanya. Gaara langsung bangkit, menatap tak percaya sekaligus lega melihat Sakura yang sudah siuman.

"Sakura, kau baik-baik saja?"

Sakura menatap sekitarnya dengan bingung. Akhirnya sepasang emerald jernih itu terhenti pada pemuda berambut merah di sisinya. "Apa yang terjadi?" tanya gadis itu dengan nada lirih.

"Kau kelelahan lalu pingsan setelah melakukan operasi. Bagaimana keadaanmu? Ah tidak, aku akan memanggil ninja medis sebentar."

Dengan cepat, Sakura mencekal pergelangan tangan pemuda itu, menahannya untuk tetap berada di tempat. Gaara memandang heran ke arah Sakura. Namun ketika ia mendapati gadisnya menggeleng pelan, Gaara langsung menurut dan duduk kembali di samping gadis itu.

"Kau masih harus diperiksa, Sakura," ujar Gaara dengan lembut, berusaha untuk membujuk gadis itu.

Sakura mendengus geli. Ia menautkan jemari mereka kemudian tersenyum lemah. "Aku baik-baik saja, hanya perlu sedikit istirahat."

"Bukan sedikit. Tapi banyak."

Sakura kembali mendengus, mengiyakan perkataan pemuda itu tanpa mau membuka kontes debat di antara mereka.

"Oh iya, bagaimana kondisi putra Tuan Hisobu?"

Gaara memasang wajah datar. Tentu saja. Sakura ini baru saja siuman- bahkan Gaara tidak yakin jika kondisinya memang benar baik. Namun bagaimana bisa gadis itu mengkhawatirkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri?

"Hei, aku bertanya padamu, Gaara-kun. Dia baik-baik saja, kan?" tanya Sakura kembali setelah mendapati pemuda itu terdiam cukup lama.

"Pikirkan dirimu sendiri terlebih dahulu, Sakura. Sekarang istiraha-"

"Tidak, Gaara-kun. Dia adalah pasienku. Oh Tuhan, aku bahkan belum sempat membuat penawar racunnya."

"Sakura-"

"Aku harus pergi." Sakura melepas jarum infus serta menyibakkan selimut, bersiap untuk beranjak dari ranjang pasien. Dengan cepat Gaara menahan pergerakan Sakura. Pemuda itu mengunci kedua bahu kekasihnya dengan erat, memaksa tubuh ramping itu kembali berbaring seraya mencondongkan tubuhnya di atas gadis itu.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now