Chapter 34

702 97 36
                                    

"Selamat pagi."

"Ah, pagi. Ingin memeriksa keadaan Hoshi-kun, ya?"

Sakura tersenyum lalu mengangguk. Gadis yang menyambutnya barusan langsung beranjak dari kursi yang diposisikan di samping ranjang pasien. Gadis itu mengulurkan tangan, memberi gestur agar Sakura melanjutkan pekerjaannya.

Gadis musim semi itu meneliti tubuh anak lelaki yang belum sadarkan diri di atas ranjang pasien. Ia mengeluarkan chakra penyembuhan, membuat pendar cahaya hijau membalut kedua telapak tangannya. Setelah melakukan hal yang sama di beberapa titik tubuh anak itu, Sakura menyudahi kegiatannya dan mulai mengganti botol infus yang hampir kosong.

Di tengah kesibukannya, ada pula sepasang mata yang tengah menatap tajam ke arahnya. Sakura menyadari hal itu, namun ia memilih untuk tidak peduli. Sesaat waktu berjalan begitu lambat baginya. Atmosfer di ruangan ini terasa berat lantaran ia betemu kembali dengan sosok menyebalkan kemarin serta kehadiran satu gadis yang entah mengapa membuat dirinya merasa was-was.

"Ternyata benar kata orang-orang, kau sangat cantik, Sakura-san."

"Eh? Kau tau namaku?" tanya Sakura, cukup terkejut lantaran ia tak pernah sebelumnya berkenalan dengan gadis itu.

"Tentu saja. Siapa sih yang tidak mengenal dirimu? Kau adalah kunoichi terkuat yang berhasil menyelamatkan dunia. Kau juga seorang ninja medis yang terkenal akan kehebatannya. Reputasimu telah menjamur kemana-mana," sahut gadis itu panjang lebar. Sakura tersenyum kaku, tak menyangka jika kalimat itu yang akan ia dengar dari sosok asing di depannya.

"Namaku Saiya, Nakamura Saiya. Salam kenal, Sakura-san."

Sakura tergugu di tempatnya. Ternyata ini orangnya, batin gadis itu. Sosok anak perempuan Nakamura Hisobu yang disebut-sebut sebagai calon istri Gaara. Kendati demikian, Sakura tetap memaksakan senyumnya. Ia menyambut uluran tangan Saiya lalu menjabatnya dengan lembut.

"Haruno Sakura. Salam kenal kembali, Nakamura-san."

Saiya menggeleng tipis. Ia membiarkan Sakura kembali melanjutkan pekerjaannya lalu berkata, "Jangan terlalu formal begitu, Sakura-san. Kau bisa memanggilku dengan namaku."

Sakura tersenyum singkat, "Baiklah."

Tok 

Tok

Setelah mendengar bunyi ketukan yang lembut, pintu ruangan tersebut terbuka, menampakkan sosok pemuda berambut merah yang menatap cemberut ke arah gadis berambut merah muda di sana. Sakura- sang objek tatapan pun langsung mengerjapkan mata, menerka apa kesalahannya sampai Gaara datang dengan wajah suram seperti itu.

"Aku mencarimu sejak tadi."

Sakura pun menyadari sesuatu. Gadis itu tersenyum kaku lalu membungkukkan badan. "Ada yang bisa saya bantu, Kazekage-sama?"

"Lelucon yang bagus."

Sakura melotot kala Gaara memasuki ruangan tersebut dengan seenaknya. Sepasang iris berwarna mint itu mendapati presensi seorang pria tua yang duduk di sofa tak jauh dari ranjang pasien. Gaara mengangguk singkat pada sosok itu lalu kembali fokus pada Sakura.

"Selamat pagi, Kazekage-sama."

Gaara melirik sosok di sampingnya. Ia baru menyadari jika ada seorang gadis lainnya yang menempati ruangan itu. Tentu saja Gaara tau siapa dia. Gadis itu adalah putri Hisobu, sosok yang katanya akan dijodohkan dengannya. Namun pemuda itu memilih untuk tidak peduli. Maka ia pun hanya menjawab sapaannya dengan singkat.

"Aa."

Sakura mendengus dalam hati setelah mendengarnya. Dasar tidak sopan, batin gadis itu.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now