Chapter 17

944 145 17
                                    

Sebelum mulai kiw lah kita main game. Kalo di chapter ini tembus 30 votes, aku bakal langsung up chapter selanjutnya, loh. Sedikit spoiler untuk kalian, bakal ada kejutan di chapter selanjutnya loh~ penasaran gaa? Kalo penasaran, kiw lah vote yang kenceng hihi.

Okede gitu aja. Jangan lupa yaakk. 30 vote aja kok ga banyak-banyak hihi. Happy reading!!

*

*

*

Kicauan burung mulai mengisi hari. Langit kelam yang sebelumnya membentangi angkasa kini telah berganti menjadi biru lembut. Ditemani dengan semburat awan tipis, sang surya mulai menduduki singgasananya. Perlahan, seisi desa menjadi cerah. Kelopak bunga sakura menghujani jalanan, menambah kesan indah dan damainya pagi di Konohagakure.

Dari damainya pemandangan di luar sana, seorang gadis dengan warna rambut yang serupa dengan kelopak sakura tengah merias dirinya. Ia tidak biasa bersolek. Namun khusus hari ini, ia memanfaatkan sejumlah kosmetik yang pernah ia beli bersama Ino untuk menyambut hari besar sahabatnya. Sakura mengaplikasikan rupa benda itu dengan sederhana, setidaknya mampu mempertegas wajah cantiknya.

Setelah dianggap pas, Sakura menyisir surai merah mudanya lalu menggulungnya. Tak lupa ia menyampirkan poninya ke samping kemudian menjepitnya dengan jepit rambut bermata giok pemberian Gaara. Sakura berdiri, memandang pantulan dirinya di cermin kemudian tersenyum puas.

"Yosh. Ayo kita berangkat."

Sakura menyambar tas jinjing serta kado pernikahan untuk Naruto yang telah ia persiapkan. Setelah merapikan dress yang ia kenakan, Sakura bersiap untuk keluar dari dalam apartemen. Gadis itu memasang senyum sebelum keluar dari kediamannya. Hari bahagia akan dimulai.

***

"Yo, Kazekage! Kau sudah sampai, eh?"

Gaara mengangguk lalu menatap Bee dengan singkat. Kankuro bercakap-cakap sejenak dengan jinchuuriki dari Kumogakure itu. Sepasang iris jade milik Gaara menyapu sekitarnya, berusaha menemukan sosok gadis berambut merah muda di antara kerumunan orang.

"Kau mencari siapa?"

Gaara tersentak ketika Kankuro menepuk pundaknya. Pemuda itu mengatur mimik wajahnya laku bertanya, "Dimana Temari?"

Pengalihan yang bagus.

"Entahlah. Paling dia pergi menemui Shikamaru- ah lihat! Benar kan apa yang kubilang."

Gaara mengikuti arah telunjuk sang kakak. Dari sini, ia dapat melihat tangan Temari tengah digandeng oleh pemuda yang terkenal cerdas di Konoha tersebut. Gaara tersenyum samar melihat wajah kakaknya yang merona. Ia mengalihkan pandangan dan gotcha! Iris jade nya menemukan sosok berambut merah muda di sana. Pemuda itu sedikit gagal fokus ketika mendapati gadis itu dalam balutan dress berwarna peach -terlihat sangat kontras dengan penampilannya selama ini. Sakura di hari biasa saja sudah terlihat cantik, dan hari ini gadis itu terlihat ratusan kali lipat lebih cantik.

Haruskah ia mengaku pada Sakura jika gadis itu terlihat sangat menakjubkan hari ini?

Tanpa basa-basi, Gaara langsung beranjak, mengabaikan panggilan Kankuro padanya. Di lain tempat, Kankuro hanya mendesah malas. Biarlah. Kedua saudaranya sedang di mabuk asmara. Maka tak ada alasan baginya untuk melarang mereka.

"Sendirian saja, nona?"

Sakura tersentak kala merasakan tepukan lembut di pucuk kepalanya. Gadis itu tersenyum manis lalu membungkuk sopan, "Ada yang bisa saya bantu, Kazekage-sama?"

Gaara sontak memasang wajah datar. Ia menyentil lembut kening Sakura yang kemudian dibalas dengan tatapan tak senang dari gadis itu.

"Lelucon yang bagus," gerutu Gaara.

Cicatrize ✔️Where stories live. Discover now