Chapter 35

843 105 47
                                    

"Lagi?!"

Sakura membulatkan mata, menatap tak percaya pada pria bersurai perak yang kini menatapnya malas. Gadis itu menoleh ke arah pemuda yang berdiri tepat di samping sosok Hokage itu, seolah mempertanyakan kembali kebenaran di balik perintah Kakashi barusan.

"Ya, mau bagaimana lagi. Sangat sulit untuk membuat janji dengan kelima Kage. Kita tidak mungkin meminta mereka merombak agenda yang ada."

"Tapi sensei, aku baru pulang dari Suna kemarin!"

Secara tak sadar, Sakura menaikkan nada bicaranya sendiri. Tentu saja. Bahkan belum ada dua puluh empat jam kakinya memijak daratan Konoha dan sekarang mantan guru yang menjabat sebagai Rokudaime Hokage itu memberi titah padanya untuk menghadiri pertemuan dengan kelima Kage di Sunagakure. Bisa bayangkan betapa kesalnya Sakura saat ini?

"Kita tidak punya pilihan lain, Sakura. Bersiaplah. Kau akan berangkat bersamaku dan Shikamaru. Aku juga telah menugaskan beberapa orang jonin dan ANBU untuk mengiringi kita. Jam lima sore kita bertemu di gerbang Aun."

Tak ada pilihan lain selain mengiyakan hal tersebut. Setelah menghela napas, akhirnya Sakura beranjak dari ruangan Hokage bersama Shikamaru. Pemuda berkuncir itu melirik Sakura yang tampak lesu. Tak perlu ditanya pun ia sudah tau alasannya. Menempuh perjalanan jauh selama tiga hari dua malam tidaklah mudah. Ditambah lagi, serangkaian kegiatan yang gadis itu lakukan selama ada di Suna pasti menguras tenaga dan pikirannya. Dapat dipastikan bahwa Sakura belum memulihkan tubuhnya dengan baik.

"Sudahlah. Lagipula ini adalah kesempatan emas untukmu memperkenalkan klinik mental itu. Jangan disia-siakan," hibur Shikamaru padanya, membuat Sakura menghela napas dan mengiyakan kalimat itu dalam hati.

Sebulan yang lalu, Sakura mengirimkan proposal terkait klinik mental anak pada keempat desa besar lainnya. Awalnya ini merupakan usulan dari Mizukage yang disampaikan melalui Aliansi Shinobi. Di luar dugaan, para Kage lain ternyata tertarik untuk memiliki fasilitas yang sama. Oleh karena itu, mereka ingin mendengar sendiri bagaimana cara Sakura mengelola klinik mental itu sekaligus kemungkinan terbaik yang akan didapatkan jika mereka membuka klinik tersebut di desa mereka masing-masing. Hal ini tentu saja merupakan kesempatan besar untuk Sakura, dimana ia bisa melebarkan sayap karirnya di dunia medis hingga ke desa tetangga.

Namun ternyata ia mendapat surat balasan dari keempat desa tersebut di waktu ia melaksanakan pelatihan ninja medis di Suna kemarin. Betapa terkejutnya gadis itu ketika ia mendengar perintah dari Kakashi untuk kembali ke Suna guna menghadiri pertemuan tersebut. Sesaat Sakura mendelik, menatap Shikamaru dengan tajam ketika ia menyadari sesuatu.

"Jujurlah padaku, Shikamaru. Siapa yang mengusulkan pertemuan ini diadakan di Sunagakure?"

Shimamaru mendengus malas. "Tanpa kuberitahu, kau pasti tau sendiri."

Sakura membulatkan mata, bersamaan dengan langkah kakinya yang terhenti.

 "Gaara maksudmu? Jadi ini adalah ulahnya?"

Pemuda itu tak menjawab, melainkan mengendikkan kedua bahunya. Sakura berdecak malas. Gadis itu mengacak surai gulalinya lalu menggerutu, "Tau begini, aku tidak menolak saat Gaara menawarkan untuk tinggal lebih lama di sana."

"Bilang saja kau tidak mau jauh-jauh dari kekasihmu."

"Tolong jangan samakan aku dengan dia," sinis Sakura yang kemudian membuat Shikamaru terkekeh tipis. Setelah keluar dari gedung kantor Hokage, keduanya berpisah karena akan menempuh jalan yang berbeda menuju rumah masing-masing. Sepanjang perjalanan, Sakura memasang wajah lesu, masih bergulat dengan hasratnya yang ingin merebahkan tubuh di atas ranjang seharian atau harus mengemasi barang-barang sebelum ia pergi tiga jam ke depan nanti.

Cicatrize ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن